Lama Baca 3 Menit

COP30 Berakhir, Soroti Peran Sentral Tiongkok dalam Tata Kelola Iklim Global

24 November 2025, 12:40 WIB

COP30 Berakhir, Soroti Peran Sentral Tiongkok dalam Tata Kelola Iklim Global-Image-1
Para peserta berpartisipasi dalam sesi pleno penutupan COP30 di Hangar Convention Center di Belem, Brasil pada 22 November 2025. Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) memasuki masa perpanjangan waktu pada 22 November 2025. Foto: VCG

Bolong.id - Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30), yang digelar di Belem, Brasil, pada tanggal 22 November 2025, menutup sesi dengan pengesahan dokumen penting yang diberi nama “Global Mutirão: Uniting Humanity in a Global Mobilization Against Climate Change”.    

Dilansir dari Global Times, Minggu (23/11/25), menurut kepala delegasi Tiongkok, Li Gao (juga wakil menteri ekologi dan lingkungan), keputusan tersebut merupakan pencapaian yang sulit didapat karena tantangan besar dalam tata kelola iklim global antara lain lonjakan unilateralitas, proteksionisme, serta keluarnya AS dari Perjanjian Paris.  

Paviliun Tiongkok di COP30 tampak naik tingkat kehadirannya: untuk pertama kali menempati posisi pusat dengan ruang yang lebih besar dan banyak dikunjungi. Direktur Institute of Public and Environmental Affairs, Ma Jun, menjelaskan bahwa kehadiran delegasi dari negara-Global South adalah sangat besar, dengan sesi-sesi dalam bahasa Inggris maupun Tionghoa yang banyak dihadiri. 

Dalam konferensi ini, Tiongkok juga mendapatkan pujian dari pihak Brazil. Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim Brazil, Marina Silva, menyatakan bahwa Tiongkok telah melakukan kontribusi besar melalui teknologi hijau dan dukungan terhadap negara-negara Global South. 

Para pengamat mencatat bahwa absennya Amerika Serikat meninggalkan kekosongan dalam forum iklim, yang menurut mereka melemahkan sistem tata kelola multilateral global. Ma Jun menyebut bahwa kondisi tersebut membuat peran negara-lain termasuk Tiongkok semakin penting. 

Kesimpulannya COP30 menegaskan perubahan arah dalam diplomasi iklim global, dengan Tiongkok muncul sebagai pemain kunci dalam mobilisasi global melawan perubahan iklim, terutama sebagai jembatan bagi negara-negara berkembang.(*) 

Infomasi Seputar Tiongkok