Lama Baca 3 Menit

China akan Gelontorkan Rp 20 T buat Investasi Furnitur di RI

18 April 2021, 07:40 WIB


China akan Gelontorkan Rp 20 T buat Investasi Furnitur di RI-Image-1

China akan investasi furnitur - Image from Berbagai sumber 

Bolong.id - Dubes Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Mongolia Djauhari Oratmangun mengungkapkan Tiongkok siap menanamkan investasi ke Indonesia senilai US$1,38 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun ke Indonesia. Rencananya, investasi tersebut ditempatkan pada sektor furnitur. 

"Sejauh ini Tiongkok sudah banyak investasi ke Kalbar (Kalimantan Barat). Tahun ini investor dari sana akan berinvestasi ke Indonesia terutama di Kalbar dan Kota Batang, Jawa Tengah (Jateng). Nilai investasi di bidang furnitur US$1,38 miliar," ujarnya saat Webinar Internasional Menggali Potensi Ekonomi Tiongkok-Kalbar Pasca, seperti lansir Jumat (16/4).

Djauhari mengungkapkan sejumlah pengusaha Tiongkok akan berkunjung ke Indonesia pada pertengahan April - Mei 2021, terutama ke dua daerah, Kalbar dan Jateng.

"Tentu investasi ini menjadi peluang daerah untuk maju dan terus membangun kerja sama perdagangan," jelas dia.

Menurut Djauhari, Kalbar berperan besar dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok yakni sebesar 10,13 persen.

"Yang menarik ekspor Indonesia meningkat, termasuk kontribusi dari Kalbar, signifikan 10,13 persen. Dengan peningkatan ini, kita mampu mengurangi permasalahan perdagangan Indonesia-Tiongkok nyaris 69 persen, ini merupakan data dari Tiongkok," kata dia.

Ia menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke 4 di ASEAN sebagai eksportir terbesar ke Tiongkok tahun lalu.

"Hingga pandemi saat ini hubungan antara Indonesia-Tiongkok terjalin dengan baik dan untuk total investasi Tiongkok sendiri di Indonesia 2020 terealisasi sebesar US$4,8 miliar," kata dia.

Nilai ekspor Indonesia itu naik sebesar 15 persen dibanding dengan total ekspor 2019.

"Adapun produk unggulan dan potensialnya di antaranya, besi dan baja meningkat 136,52 persen, kertas dan kertas karton 133,25 persen, timah dan barang daripadanya 544,07 persen dan barang lainnya," kata dia.

Kendati demikian, total perdagangan antar dua negara tersebut turun menjadi US$78,48 miliar karena pandemi covid-19. (*)


Informasi Seputar Tiongkok