Lama Baca 3 Menit

Trump dan Trudeau Teleponan, Bahas 2 Warga Kanada yang Ditahan China

12 October 2020, 07:41 WIB

Trump dan Trudeau Teleponan, Bahas 2 Warga Kanada yang Ditahan China-Image-1

Trump dan Trudeau Bertelepon, Bahas 2 Warga Kanada yang Ditahan China - Image from CTV

Washington, Bolong.id - Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau dan Presiden AS, Donald Trump membahas masalah dua warga negara Kanada yang ditahan di Tiongkok sejak akhir 2018, dan kepada siapa Tiongkok memberikan akses konsuler yang langka pada Jumat (9/10/20) dan Sabtu (10/10/20), kata pemerintah Kanada.

Dominic Barton, Duta Besar Kanada untuk Tiongkok, diberikan akses konsuler virtual ke Michael Spavor, seorang pengusaha, pada Jumat dan Michael Kovrig, mantan diplomat, pada Sabtu, kata pemerintah Kanada.

"Pemerintah Kanada tetap sangat prihatin dengan penahanan sewenang-wenang oleh otoritas Tiongkok terhadap kedua warga Kanada ini sejak Desember 2018 dan terus menyerukan pembebasan mereka dengan segera," ujar Global Affairs Canada, yang mengelola hubungan diplomatik dan konsuler pemerintah, dilansir dari Reuters.

Trudeau berterima kasih kepada Trump dalam panggilan telepon pada Sabtu (10/10/20) atas dukungan Amerika Serikat dalam "mengupayakan pembebasan segera dua warga negara Kanada yang ditahan sewenang-wenang oleh Tiongkok," kata kantor perdana menteri dalam pernyataan pembacaan panggilan tersebut.

Pernyataan tersebut tidak memberikan informasi lebih lanjut. Gedung Putih belum memberikan komentar tentang rincian lebih lanjut tentang panggilan tersebut.

Tiongkok menangkap warga Kanada Kovrig dan Spavor pada akhir 2018 dan kemudian menuduh mereka melakukan spionase. Penangkapan mereka terjadi segera setelah Kanada menangkap Meng Wanzhou, kepala keuangan Huawei Technologies, dengan surat perintah AS. 

Hubungan antara Kanada dan Tiongkok sejak itu tegang.

Ketegangan Amerika Serikat sendiri dengan Tiongkok  juga meningkat baru-baru ini karena penanganan wabah COVID-19, perang perdagangan yang sedang berlangsung antara kedua negara, pemberlakuan undang-undang keamanan nasional Tiongkok di Hong Kong, dan berakhirnya status khusus Hong Kong di bawah undang-undang AS oleh Trump.

Pemerintahan Trump telah membatasi ekspor teknologi ke perusahaan Tiongkok, terutama Huawei, dengan alasan risiko keamanan nasional. Sedangkan perusahaan membantah tuduhan tersebut (*)