Lama Baca 3 Menit

Gawat, Hong Kong Hadapi Tren Kejahatan dengan Pelaku Para ABG

07 June 2020, 10:30 WIB

Gawat, Hong Kong Hadapi Tren Kejahatan dengan Pelaku Para ABG-Image-1

Bentrokan di Chinese University of Hong Kong (12/11/2019) - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Hong Kong, Bolong.id - Pemerintah Hong Kong tak henti "diguncang" masalah terkait berbagai aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh warganya. Beberapa manuver tersebut bahkan kerap berakhir dengan kerusuhan yang disertai kekerasan. Teranyar, Hongkong juga harus menghadapi tren sejumlah anak muda yang gemar melakukan tindak kejahatan, yang disebut-sebut berasal dari kerusuhan sosial pada tahun lalu. "Anak-anak muda yang ditangkap dalam kerusuhan tersebut umumnya merupakan korban yang dimanfaatkan oleh pihak lain," ungkap seorang pejabat senior kepolisian Hong Kong, Sabtu (06/06/2020) lalu.

Dalam sebuah diskusi yang digelar oleh Aliansi Demokratik untuk Perbaikan dan Kemajuan Hong Kong (民主建港協進聯盟), Chris Tang Ping-keung (鄧炳強), selaku komisaris polisi pemerintah Daerah Administrasi Khusus Hong Kong, mengatakan, anak muda yang melakukan kejahatan telah menjadi tren di Hong Kong dan hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan.

Melansir laman ecns.cn, pada 2019, total terdapat 4.268 anak muda yang ditangkap oleh Kepolisian Hong Kong. Jumlah ini meningkat lebih dari 50% dibanding tahun sebelumnya. Dari 8.057 anak muda yang ditangkap dari Juni 2019 hingga April 2020 lalu, lebih dari 40% dilaporkan sebagai pelajar. Tang mencatat bahwa anak-anak muda ini ditanamkan kebencian terhadap polisi dan digunakan untuk melakukan tindakan ilegal oleh beberapa politisi yang berupaya melemahkan aturan hukum Hong Kong dan kemampuan polisi untuk menegakkan hukum.

Tang mengatakan bahwa Hong Kong menghadapi gangguan dalam penegakan hukum dengan kekerasan yang mengintai kehidupan sehari-hari masyarakatnya yang pada akhirnya juga akan mengancam keamanan nasional, kemakmuran dan stabilitas Hong Kong. Oleh karena itu, Tang mengkritik keras orang-orang yang memperbolehkan kekerasan dan merusak nilai-nilai dari banyak anak muda.

“Gagasan yang disebut mencapai keadilan dengan melanggar hukum dan saling menghancurkan bertentangan dengan semangat supremasi hukum. Jika Anda ingin menjadi pahlawan sejati, Anda harus bertanggung jawab atas Hong Kong, membela keadilan dan mengatakan 'tidak' terhadap kekerasan," tambah Chris Tang Ping-keung (鄧炳強).*