Lama Baca 4 Menit

Pasca Penahanan Eksekutif Huawei, Menlu Tiongkok dan Kanada Berdialog

26 August 2020, 14:24 WIB

Pasca Penahanan Eksekutif Huawei, Menlu Tiongkok dan Kanada Berdialog-Image-1

Menlu Kanada François-Philippe Champagne dengan Menlu Tiongkok Wang Yi bertemu Selasa (25/8/2020) di Roma, Italia - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Roma, Bolong.id - Pasca penahanan eksekutif senior Huawei, Meng Wanzhou (孟晚舟) di Kanada, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi (王毅) bertemu Menteri Luar Negeri Kanada François-Philippe Champagne pada Selasa (25/8/2020) di Roma, Italia. 

Wang Yi menyerukan pihak Kanada membuat keputusan secepat mungkin untuk menghilangkan hambatan di antara kedua negara.

“Tiongkok dan Kanada tidak memiliki keterikatan historis atau konflik aktual, tetapi karena penahanan warga Tiongkok yang tidak beralasan oleh Kanada, hubungan antara kedua negara mengalami kesulitan serius,” kata Wang kepada Champagne, dilansir dari Global Times.

“Siapapun yang memulai masalah harus mengakhirinya,” tambahnya, mendesak pihak Kanada untuk mengambil sikap sebagai negara merdeka dan membuat keputusan secepat mungkin guna menghilangkan hambatan dalam hubungan tersebut.

Pada hari di mana Wang Yi bertemu Champagne, tim hukum Meng kalah dalam pertarungan pengadilan terbaru. Eksekutif senior Huawei itu diketahui telah berjuang melawan ekstradisi ke Amerika Serikat (AS) yang merupakan insiden politik serius yang dibuat AS untuk menindas perusahaan teknologi tinggi Tiongkok dan Huawei. 

Oleh karena itu, Kanada dianggap Tiongkok telah memainkan peran sebagai kaki tangan AS.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok telah memperingatkan berkali-kali bahwa semakin lama kasus terhadap Meng berlanjut, semakin dalam kerusakan yang akan dialami pada hubungan bilateral Kanada dengan Tiongkok.

Tahun ini menandai peringatan 50 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Kanada. Wang menambahkan, "50 tahun lalu, para pemimpin Kanada menghilangkan campur tangan eksternal dan menahan tekanan dari semua pihak untuk mencapai pembentukan hubungan diplomatik dengan Tiongkok yang merupakan langkah yang benar.”

Sementara itu, seorang hakim pengadilan federal menolak untuk memberikan Meng akses ke informasi sensitif yang terkandung dalam laporan tentang penangkapannya yang dibuat oleh agen mata-mata Kanada. Mahkamah Agung British Columbia di Kanada juga telah mengadakan sidang pada minggu lalu tentang apakah proses peradilan disalahgunakan atau tidak ketika AS meminta ekstradisi Meng dari Kanada, serta tentang apakah informasi lebih lanjut harus dirilis tentang penangkapan Meng.

Dalam dokumen yang diajukan ke pengadilan pada 17 Agustus 2020, tim pembela Meng berpendapat bahwa Meng "percaya bahwa banyak dokumen merupakan subjek redaksi yang berlebihan dan klaim hak istimewa yang terlalu luas. Kemungkinan ada informasi yang disunting yang relevan dengan penyalahgunaan dokumen dalam memproses tuduhannya.” Tim pembela Meng sekarang tengah menargetkan dugaan penyalahgunaan proses pengadilan, salah satu poin kontroversial utama dalam kasus ekstradisi tersebut.