Lama Baca 6 Menit

Vaksin, Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya

19 August 2020, 10:43 WIB

Vaksin, Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya-Image-1

Apa Itu Vaksin? Bagaimana Cara Kerja Vaksin dan Pembuatannya? - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Vaksin adalah sejenis obat yang membantu sistem kekebalan tubuh mengenali sekaligus melawan organisme yang dianggap asing di tubuh manusia. Vaksin, metode paling efektif mencegah penyakit menular. Diperkirakan mampu mencegah hingga 3 juta kematian per tahun secara global. 

Bagaimana cara kerja vaksin?

Ketika sistem kekebalan tubuh terpapar pada organisme penyebab penyakit baru seperti virus atau bakteri, saat ia melawannya, ia juga belajar mengenali organisme itu. Vaksin melatih sistem kekebalan untuk mengembangkan respons dengan meniru infeksi. 

Vaksin menggunakan sejumlah kecil virus atau bakteri yang lemah atau mati, protein atau bahan genetiknya yang tidak dapat membuat Anda sakit. Proses tersebut dapat menyebabkan gejala seperti demam, tetapi juga mendorong tubuh manusia untuk memproduksi antibodi. 

Ketika infeksi tiruan selesai, tubuh dibiarkan dengan memori pada sel-T dan sel-B yang diharapkan dapat mengingat infeksi dan segera memasang pertahanan dalam menghadapi ancaman yang nyata. Ini berarti bahwa jika orang tersebut terpapar organisme yang sama lagi, sistem kekebalan tubuh dapat dengan cepat membuat antibodi untuk menyerang invasi asing tersebut, dan melindungi orang tersebut dari sakit dan menyebarkan penyakit.

Bagaimana vaksin dibuat dan diuji?

Vaksin harus melalui beberapa tahap pengujian untuk memastikan mereka aman dan berfungsi dengan baik. Tahapan utamanya adalah:

  • Fase “penemuan dan praklinis”: pada tahap ini peneliti mencari cara terbaik untuk membuat vaksin untuk organisme, dan mengujinya di laboratorium dan pada hewan.

  • Fase “uji klinis": jika vaksin memberikan hasil yang menjanjikan pada fase pra-klinis, maka pengujian terhadap manusia dapat dilakukan, tetapi masih ada beberapa tahap yang harus dilalui vaksin:

    • Uji Klinis Fase 1: vaksin ini pertama kali diuji pada sejumlah kecil orang sehat (10-50 orang) yang dipantau dengan sangat cermat untuk memastikan bahwa vaksin tersebut aman dan untuk menguji apakah vaksinmenyebabkan respons kekebalan.

    • Uji Klinis Fase 2: vaksin kemudian diuji pada lebih banyak orang (sekitar ratusan orang) dan respon imun dipelajari secara lebih rinci. Para peneliti diharuskan untuk terus memantau efek samping apa pun.

    • Uji Klinis Fase 3: vaksin diuji pada ribuan orang untuk melihat apakah vaksin tersebut dapat melindungi mereka dari penyakit, sementara para peneliti akan terus memantau efek samping apa pun.

Vaksin biasanya harus berhasil melewati setiap fase sebelum dapat meneruskan ke tahap berikutnya. Jika semua uji coba ini menunjukkan bahwa vaksin berfungsi dan aman, data harus dinilai secara independen, dan vaksin disetujui untuk dijual oleh badan pengawas obat masing-masing negara. 

Dari awal hingga selesai, proses ini bisa memakan waktu lebih dari satu dekade untuk menyelesaikannya dan menelan biaya hingga ratusan juta dolar. Bahkan setelah vaksin diluncurkan, pabrikan dan regulator akan terus memantau jika terdapat efek samping yang jarang terjadi.

Bagaimana dengan pengembangan vaksin COVID-19?

Karena dampak negatifnya yang besar, pandemi COVID-19 terus berlanjut secara global, diharapkan vaksin COVID-19 dapat dikembangkan dalam 6-18 bulan, waktu yang sangat singkat jika dibandingkan dengan pengembangan vaksin pada umumnya. 

Ini berarti vaksin akan melakukan beberapa tahapan pengujian yang berbeda secara bersamaan, bukan satu demi satu. Beberapa studi praklinis mungkin juga dapat dilewatkan jika dapat dilakukan tanpa mengorbankan keamanan.

Para sponsor pun juga berusaha untuk mendanai kelompok-kelompok penelitian yang berbeda yang mencoba mengembangkan vaksin dengan menggunakan pendekatan yang berbeda guna meningkatkan peluang berhasilnya vaksin COVID-19. Pabrik-pabrik manufaktur vaksin juga telah dikembangkan sejak dini di lokasi-lokasi di seluruh dunia, sehingga jika ada vaksin COVID-19 yang sukses, vaksin tersebut dapat diproduksi dan didistribusikan dengan cepat. Di sisi lain, pengembangan vaksin dengan cara yang cepat ini akan membutuhkan investasi miliaran dolar, dilansir dari laman covid-19facts.com.

Tahap apa yang telah dicapai dalam pengembangan vaksin COVID-19?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia pada bulan Juli 2020 lalu, enam kandidat vaksin kini tengah dalam uji klinis manusia fase 3, dengan beberapa pembuatnya menjanjikan pengiriman pada akhir tahun 2020 ini. Sebanyak 26 vaksin berada dalam berbagai fase uji klinis dan 139 kandidat vaksin sedang dalam studi praklinis, dilansir dari laman South China Morning Post.

Kandidat vaksin COVID-19 sedang dikembangkan di seluruh dunia, dengan 46% sedang dikembangkan di Amerika Utara, 18% di Eropa, 18% di Asia dan Australia dan 18% di Tiongkok. Vaksin dalam tahap paling menjanjikan sedang dikembangkan oleh Universitas Oxford yang bekerja sama dengan AstraZeneca. Tim Oxford menyatakan bahwa mereka berharap untuk menghasilkan satu juta dosis vaksin eksperimental pada awal September 2020. Ini untuk memastikan bahwa jika uji coba menunjukkan bahwa vaksin berfungsi, maka akan ada dosis yang siap untuk digunakan. (*)

Baca Juga:

Vaksin COVID-19 Tiongkok Sinopharm Positif Picu Antibodi saat Uji Klinis

Hasil Studi, Vaksin COVID-19 Tiongkok Tunjukkan Hasil Uji Coba Yang Menjanjikan

Vaksin COVID-19 Tiongkok Siap Pasar Desember 2020