Lama Baca 3 Menit

Heboh, PNS di Shandong Racuni Rekannya dengan “Hormon Babi”

27 October 2020, 10:29 WIB

Heboh, PNS di Shandong Racuni Rekannya dengan “Hormon Babi”-Image-1

Heboh, PNS di Shandong Racuni Rekannya dengan “Hormon Babi” - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jinan, Bolong.id - Seorang karyawan biro statistik di Rushan, Provinsi Shandong, Tiongkok timur sedang diselidiki oleh kepolisian karena dilaporkan meracuni rekan kerjanya dengan "hormon babi". Insiden ini pun menarik banyak perhatian warganet Tiongkok pada Senin (26/10/2020).

Pria, bermarga Yu, ditemukan telah memasukkan suntikan medis ke dalam air minum di kantornya pada Juli 2019 sebelum penyelidikan polisi dimulai, menurut pernyataan yang diterbitkan oleh departemen publisitas Rushan pada hari Senin (26/10/2020) melalui akun Sina Weibo.

Dilansir dari Global Times, Selasa (27/10/2020), dalam pernyataan tersebut menyebutkan bahwa beberapa informasi daring tentang kasus yang menyebar belakangan ini telah dibesar-besarkan dan menyesatkan. Berdasarkan beberapa informasi yang tersebar secara daring tentang kasus tersebut, tersangka membeli hormon yang dapat merangsang babi untuk memasuki periode panas dan menyuntikkannya ke dalam botol air minum di biro tersebut. Semua karyawan di kantor pun meminum air beracun itu.

Unggahan daring itu mengatakan bahwa banyak orang di biro itu, dari penjaga keamanan hingga orang tua, bertambah gemuk. Leher seseorang bahkan menjadi sangat gemuk dan siklus menstruasi beberapa karyawan perempuan terganggu.

Di lain sisi, pihak kepolisian pun akhirnya angkat bicara. "Sejauh yang kami tahu, itu memang hormon, tapi kami tidak yakin apakah itu digunakan untuk babi," pungkas seorang karyawan yang terkait dengan Kepolisian Rushan seperti dikutip oleh Jiemian News.

Seseorang yang terlibat mengatakan kepada Jiemian News bahwa dia tidak merasakan gejala yang tidak normal. Setelah kasusnya terungkap, para karyawan pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan. "Saya baik-baik saja. Mungkin karena saya masih muda," ujar orang yang tidak disebutkan namanya tersebut. (*)