Lama Baca 4 Menit

Hindari Wabah Flu Babi Afrika, China Siapkan Tempat Khusus Ini...

18 October 2020, 13:08 WIB

Hindari Wabah Flu Babi Afrika, China Siapkan Tempat Khusus Ini...-Image-1

Hindari Wabah Flu Babi Afrika, China Siapkan Tempat Khusus - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Tiongkok mulai membangun penternakan babi di apartemen bertingkat sebagai usaha meningkatkan produksi ternak babi serta menghindari wabah, seperti flu babi Afrika. 

Produksi daging babi Tiongkok dalam 2 tahun terakhir diserang wabah flu babi Afrika yang sudah menghancurkan hampir separuh ternak babi di sana, sehingga harga daging di pasaran meningkat tajam. 

Untuk mengatasi permintaan daging yang tinggi, sebuah perusahaan swasta, Guangxi Yangxiang, sedang membangun kawasan apartemen tinggi di daerah pegunungan Yaji. Tempat ini diperkirakan akan dapat memproduksi sekitar 840 ribu babi setiap tahunnya ketika mulai berproduksi. Peternakan ini akan benar-benar terpisah dari pemukiman warga guna menghindari adanya pencemaran, dilansir dari ABC. 

Di dalam peternakan itu akan ada tempat untuk menangani babi yang mati dan juga pekerja akan tinggal di dalam kompleks, sehingga mereka tidak akan bisa menulari ternak babi dengan wabah yang dibawa dari luar. 

Robert Herrmann direktur pelaksana Mecardo, sebuah perusahaan analisa pasar di Australia, mengatakan bahwa peternakan seperti ini belum pernah ada sebelumnya di tempat lain. "Kami sudah melihat adanya kandang babi yang dibuat bertingkat mirip dengan blok apartemen," kata Herrmann. "Semuanya ada di dalamnya, sehingga keamanan biosekuritas akan lebih tinggi dibandingkan di tempat lain dan juga dengan model seperti ini, produksi babi akan bisa ditingkatkan dalam waktu cepat.”

Herrmann juga mengatakan, "Ini juga berarti ternak babi akan lebih aman dibandingkan di masa sebelum adanya wabah flu babi Afrika."

Banyaknya ternak babi di Tiongkok yang mati karena wabah, menurunkan produksi babi dunia sebesar 50 persen, yang kemudian membuat permintaan terhadap produk daging alternatif, seperti sapi dan domba meningkat.

Di sisi lain, menurut Herrmann, sudah ada tanda-tanda Tiongkok mulai bergerak ke arah peternakan yang lebih canggih, dan karenanya akan ada peningkatan produksi di sana yang pada gilirannya akan membuat harga komoditi turun. "Kita sudah melihat adanya bukti ternak bibit babi yang dikapalkan dari Jerman ke Tiongkok, itu sudah terjadi, dan sekarang tampaknya jumlahnya semakin besar," terangnya. 

"Saya kira perkiraannya adalah diperlukan waktu 2 tahun untuk mengembalikan keadaan seperti sebelum adanya wabah. Saya kira kita bisa memperkirakan produksi penuh akan terjadi tidak lama setelah itu," tambah Herrmann. 

Sementara itu, Robert Herrmann mengatakan bahwa "tidak tersedianya protein daging merah di Tiongkok" saat ini karena adanya wabah, sehingga memberikan kesempatan bagi peternak sapi dan domba Australia untuk menguasai pasar.