Lama Baca 4 Menit

Kashi Lakukan Tes COVID-19 Gelombang 4 Setelah Laporkan 116 Kasus

04 November 2020, 15:51 WIB

Kashi Lakukan Tes COVID-19 Gelombang 4 Setelah Laporkan 116 Kasus-Image-1

Kashi Lakukan Tes COVID-19 Gelombang 4 Setelah Laporkan 116 - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Urumqi, Bolong.id - Kashi di Daerah Otonomi Xinjiang, Tiongkok barat laut memulai putaran keempat tes asam nukleat besar-besaran untuk COVID-19 pada hari Rabu (4/11/2020) guna menemukan semua orang yang terinfeksi di wilayah tersebut. Sebelumnya, daerah ini melaporkan 116 kasus tanpa gejala baru pada hari Selasa (3/11/2020) kemarin. Ini menyebabkan jumlah total pembawa diam COVID-19 di Kashi menjadi 330 kasus.

Kasus COVID-19 tanpa gejala baru ditemukan di antara orang-orang yang sudah dikarantina, seorang pejabat kesehatan setempat mengatakan pada konferensi pers pada hari Rabu (4/11/2020). Dua kasus baru yang dikonfirmasi juga ditemukan pada hari Selasa (3/11/2020), menjadikan jumlah total infeksi yang dikonfirmasi di Kashi menjadi 64 pada Selasa malam waktu setempat, dilansir dari Global Times, Rabu (4/11/2020).

Prefektur Otonomi Kizilsu Kirgiz di Xinjiang yang berdekatan dengan Kashi, telah menemukan 15 pembawa COVID-19 diam yang terkait dengan epidemi Kashi. Wilayah ini juga telah memulai putaran keempat tes asam nukleat besar-besaran pada hari Selasa (3/11/2020) untuk menemukan kasus terduga COVID-19 dengan tepat waktu dan memotong sumber infeksi, kata petugas kesehatan Kizilsu Kirgiz.

"Tes asam nukleat berulang menjamin untuk menemukan semua orang yang terinfeksi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan orang terinfeksi tetapi mungkin telah dites negatif dalam tes sebelumnya karena mereka berada dalam masa inkubasi," pungkas Zhang Yuexin, anggota kelompok anti-pandemi Xinjiang pada hari Selasa (3/11/2020).

Zhang mengatakan Xinjiang tidak akan berhenti memberikan tes asam nukleat pada penduduk, dengan putaran kelima dan keenam dimungkinkan akan dilakukan mengingat baru 11 hari telah berlalu sejak pasien pertama yang terinfeksi dilaporkan pada 24 Oktober, sementara masa inkubasi pasien biasanya satu sampai 14 hari.

Pejabat Xinjiang juga mengatakan masa inkubasi umumnya terjadi selama tiga hingga tujuh hari, yang berarti bahwa sekitar 90 persen orang akan dites positif dalam tiga hingga tujuh hari setelah terinfeksi, beberapa dalam waktu kurang dari tiga hari, dan beberapa orang setelah lebih dari tujuh hari.

Karena infeksi telah ditemukan di desa-desa di Prefektur Otonomi Kizilsu Kirgiz, Zhang mengatakan wilayah itu juga akan menguji penduduk mereka untuk menemukan semua pasien terinfeksi COVID-19 yang belum ditemukan.

Zhang mengungkapkan bahwa tidak seperti infeksi COVID-19 di Wuhan, pasien tersebut memiliki gejala yang sangat ringan, bahkan tidak ada gejala sama sekali. Secara keseluruhan, pandemi di Kashi dapat terbilang cukup terkendali karena masih terbatas di wilayah Kota Shufu, dan semua pasien tanpa gejala ditemukan di antara orang-orang yang dikarantina.

Wang Guangfa, seorang ahli pernapasan di Rumah Sakit Pertama Universitas Peking, mengatakan bahwa melakukan tes asam nukleat besar-besaran, sama pentingnya untuk melakukan survei epidemiologis pada pasien yang ditemukan untuk mengetahui sumber infeksi, dan hanya dengan cara ini, penularan virus dapat diatasi secara efektif.

Tiongkok telah membuat pencapaian signifikan dalam pencegahan dan pengendalian pandemi COVID-19, tetapi klaster wabah di beberapa tempat mengungkapkan bahwa masih ada beberapa kelemahan dalam pekerjaan anti-pandemi, jelas Wakil Perdana Menteri Tiongkok Sun Chunlan pada hari Selasa (3/11/2020) di telekonferensi yang diadakan oleh Mekanisme Pencegahan dan Pengendalian Bersama Dewan Negara. (*)