Lama Baca 5 Menit

Panduan Memilih Makanan yang Baik di Tengah Pandemi Menurut WHO

09 July 2021, 09:11 WIB

Panduan Memilih Makanan yang Baik di Tengah Pandemi Menurut WHO-Image-1

Makanan yang baik dikonsumsi di tengah pandemi - Image from merdeka

Bolong.id - Pandemi COVID-19 yang sudah berjalan setahun lebih ini telah membuat masyarakat jenuh. Dalam kejenuhan ini, beberapa pihak mulai memunculkan beberapa teori-teori baru mengenai makanan apa saja yang harus dikonsumsi untuk mencegah penularan corona sehingga masyarakat dapat lebih bebas beraktivitas.

Sebenarnya, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah mengeluarkan beberapa masukan mengenai nutrisi yang diperlukan dalam masa pandemi ini. Ada beberapa poin kriteria makanan yang disarankan oleh organisasi naungan PBB itu.

1. Makan makanan segar dan tidak instan

WHO menyarankan dalam memakan makanan segar yang disertai dengan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian (misalnya jagung yang belum diproses, millet, gandum, beras merah atau umbi seperti kentang, ubi, talas atau singkong), dan makanan dari sumber hewani (misalnya daging, ikan, telur, dan susu).

Untuk camilan, pilihlah sayuran mentah dan buah segar daripada makanan yang tinggi gula, lemak, atau garam. Dan dalam memasak sayuran dan buah-buahan, WHO menyarankan agar tidak memasaknya terlalu lama sehingga kandungan vitaminnya tidak hilang.

2. Minum air dengan kadar yang mencukupi


Air sangat penting untuk kehidupan. Air mengangkut nutrisi dan senyawa dalam darah, mengatur suhu tubuh, membuang limbah, dan menjadi pelumas bagi bantalan sendi.

WHO menyarankan agar meminum 8 hingga 10 gelas air putih setiap hari. Selain air putih, WHO juga menyarankan minuman lain, buah-buahan dan sayuran yang mengandung air, misalnya jus lemon (diencerkan dalam air dan tanpa pemanis), teh, dan kopi.

Namun khusus teh dan kopi, WHO menegaskan bahwa kadarnya harus diatur sehingga tidak terdapat terlalu banyak kafein dalam tubuh. Selain itu, disarankan untuk menghindari jus buah manis, sirup, konsentrat jus buah, minuman bersoda dan minuman ringan karena semuanya mengandung gula.

3. Konsumsi lemak dalam jumlah yang cukup


WHO mengatakan lebih baik bagi masyarakat agar mengkonsumsi lemak tak jenuh (misalnya ditemukan pada ikan, alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, kedelai, canola, bunga matahari dan minyak jagung) daripada lemak jenuh (misalnya ditemukan dalam daging berlemak, mentega, minyak kelapa, krim, dan keju).

Selain itu, WHO menyebut agar masyarakat mengurangi konsumsi daging olahan karena tinggi lemak dan garam. Tak hanya itu, masyarakat juga diminta mengurangi lemak yang diproduksi secara industri. Ini sering ditemukan dalam makanan olahan, makanan cepat saji, makanan ringan, gorengan, pizza, pai, kue, margarin dan olesan.

Jika memungkinkan, pilihlah susu dan produk susu versi rendah lemak atau rendah lemak.

4. Kurangi makan garam dan gula


Saat memasak dan menyiapkan makanan, batasi jumlah garam dan bumbu bernatrium tinggi (seperti kecap dan kecap ikan).

Batasi asupan garam harian hingga kurang dari 5 g (sekitar 1 sendok teh), dan gunakan garam beryodium. Tak hanya itu, batasi asupan minuman ringan atau soda dan minuman lain yang tinggi gula (misalnya jus buah, konsentrat jus buah dan sirup, susu rasa dan minuman yogurt).

Selain itu WHO menyarankan agar masyarakat menghindari makanan (misalnya makanan ringan) yang tinggi garam dan gula.

Pilih buah-buahan segar daripada camilan manis seperti kue kering, kue, dan coklat.

5.Hindari makan di luar

WHO menyebut bahwa makan di dalam rumah akan menghindari resiko terpapar virus corona. Pasalnya menjaga jarak di restoran dan kafe merupakan hal yang sangat sulit dilakukan.

Badan yang berpusat di Jenewa itu mengatakan bahwa droplet atau tetesan air kecil dari orang yang terinfeksi COVID-19 seringkali menempel pada permukaan-permukaan meja dan alas tempat makan. Selain itu banyak media-media penularan lain di tempat umum yang tidak dapat diketahui secara pasti. (*)