Lama Baca 3 Menit

China Masih Pengimpor dan Pengekspor Tertinggi RI

16 December 2020, 12:29 WIB

China Masih Pengimpor dan Pengekspor Tertinggi RI-Image-1

China Masih Jadi Pengimpor dan Pengekspor Tertinggi RI - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Ekspor dan impor dari dan menuju Tiongkok, menurut neraca dagang Indonesia pada November 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), cukup besar. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan terjadi peningkatan nilai ekspor Indonesia sebesar USD461,8 juta ke Tiongkok selama November 2020, disusul Malaysia, Pakistan, Jepang, dan India, dilansir dari detik.com, Rabu (16/12/2020).

"Kalau kita lihat berdasarkan negara tujuan, peningkatan ekspor selama November terjadi untuk tujuan Tiongkok di mana totalnya bertambah 461,8 juta dolar, dan barang utama besi dan baja, bahan bakar mineral," pungkas Suhariyanto dalam konferensi video pada hari Selasa (15/13/2020).

Suhariyanto mengatakan posisi pertama masih diduduki oleh Tiongkok dengan share 22,87% atau setara dengan USD3,32 miliar. Selanjutnya disusul oleh Amerika Serikat (AS) sebesar 11,06%, lalu Jepang sebesar 8,18%, dan India sebesar 6,64%. Negara ASEAN sebesar 20,86% atau setara USD3,03 miliar dan Uni Eropa sebesar 7,62% atau setara USD1,11 miliar.

Untuk nilai ekspor ke Malaysia, nilai ekspor bertambah sebesar USD158,1 juta, ke Pakistan bertambah USD128,9 juta, ke Jepang bertambah USD124,2 juta, dan India bertambah USD87,9 juta.

Sementara, Suhariyanto mengatakan bahwa ekspor Indonesia mengalami penurunan ke Swiss, Spanyol, Vietnam, Filipina dan Myanmar. 

Sedangkan untuk kinerja impor, BPS mencatat terjadi peningkatan nilai impor dari China sebesar USD1,09 miliar, yang berarti kontribusi sebesar 33,61%. Kemudian disusul oleh Jepang sebesar USD226 juta, Hong Kong sebesar USD124,6 juta, Kanada sebesar USD92,7 juta, dan Taiwan sebesar USD84,9 juta.

Namun, nilai impor Indonesia yang mengalami penurunan sangat dalam adalah ke Ukraina yaitu sebesar USD76,9 juta, lalu Singapura sebesar USD65,7 juta, Malaysia sebesar USD49,4 juta, Hungaria sebesar USD49 juta, dan Uni Emirat Arab sebesar USD27,4 juta.

"Kalau dari ASEAN sebesar 16,48% atau USD1,91 miliar, dan Uni Eropa 7,67% atau USD0,89 miliar," tambahnya.

Selani itu, BPS juga mencatat neraca dagang Indonesia surplus USD2,61 miliar pada November 2020. Surplus dikarenakan nilai ekspor lebih besar daripada impor. Adapun nilai ekspor tercatat USD15,28 miliar dan nilai impor sebesar USD12,66 miliar.