Vaksin yang digunakan - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Pada tanggal 14 April 2020, Wang Junzhi ( 王军志 ), seorang akademisi dari Akademi Teknik Tiongkok ( 中国工程院), memberi penjelasan mengenai berapa lama kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah vaksin. Di Tiongkok sendiri, vaksin yang ada telah melewati tahap penelitian pra-klinis dan memasuki tahap uji klinis. Dia mengatakan bahwa secara umum, uji klinis biasanya dibagi menjadi tiga tahap. Tujuan dari ketiga tahap itu berbeda, dan waktu yang dibutuhkan juga berbeda. Tetapi satu hal yang pasti, uji klinis haruslah mengikuti standar mutu uji klinis obat.
Fase pertama uji klinis berfokus pada keamanan penggunaan. Sejumlah kecil relawan dipekerjakan sebagai subjek untuk mengetahui seberapa besar toleransi tubuh manusia terhadap dosis vaksin, lalu dari hasilnya dapat diketahui seberapa besar keamanannya. Untuk fase pertama skalanya masih relatif kecil, sekitar puluhan sampai seratus orang.
Fase kedua dari uji klinis harus memperluas jumlah sampel dan populasi target. Tujuannya adalah untuk mengetahui efektivitas awal dan keamanan vaksin dalam populasi yang besar, dan untuk menentukan program dan dosis penggunaan vaksin. Ada sekitar 100 subjek yang berpartisipasi dalam fase pertama, dan pada fase kedua, harus ada ratusan dan bahkan lebih jumlah relawannya. Pada uji klinis Fase I dan Fase II, relawan relatif mudah untuk direkrut. Karena dipekerjakan berdasarkan prosedur dan protokol yang beragam, pelaksanaan kedua fase ini mungkin memerlukan proses selama beberapa bulan.
Wang Junzhi mengatakan bahwa, untuk benar-benar mengetahui keefektivitasan vaksin, memerlukan uji klinis fase III dengan jumlah sampel yang lebih besar. Diperlukan juga untuk mengamati siklus pandemi, supaya dapat menentukan tingkat perlindungan sebenarnya yang dibutuhkan orang yang tertular penyakit. Lalu skalanya pengujiannya pun cukup besar, butuh ribuan orang atau bahkan puluhan ribu. Singkatnya, uji klinis fase III adalah dasar ilmiah agar vaksin dapat disetujui untuk digunakan.
Advertisement