Lama Baca 3 Menit

Dapatkah COVID 19 Dicegah Tanpa Vaksin?

03 April 2020, 18:18 WIB

Dapatkah COVID 19 Dicegah Tanpa Vaksin?-Image-1

Ilustrasi vaksin - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Banyak penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ACE2 (Enzim pengubah angiotensin), memainkan peran penting dalam penyakit yang disebabkan oleh COVID 19. Di satu sisi, ACE2 adalah reseptor yang dikenali oleh virus neo-coronavirus; di sisi lain, ACE2 juga memiliki efek perlindungan tertentu. Pada tikus percobaan, jika tingkat ekspresi ACE2 sangat rendah, kerusakan paru-paru pada tikus akan lebih serius.    

Pengamatan ini mengarahkan para peneliti pada sebuah ide: Dapatkah penggunaan protein ACE2 rekombinan manusia yang dimurnikan in vitro, mencegah infeksi corona? Virus COVID 19 mengenali dan mengikat protein ACE2 manusia. Protein ini ditambahkan dari luar seperti magnet dan akan "menyedot" virus corona, membuat mereka tidak dapat menyerang sel tubuh.

Untuk menguji ide ini, para peneliti pertama-tama mengisolasi virus COVID 19, kemudian menggunakannya untuk menginfeksi sel yang dikultur. Menariknya, jika virus terpapar protein ACE2 selama 30 menit sebelum menginfeksi sel, kapasitas infeksi virus ini akan melemah secara signifikan, sekitar 1000-5000 kali lebih lemah.  

Setelah hasil positif dari percobaan sel, para peneliti melakukan studi tindak lanjut dalam model organ. Para peneliti menggunakan kapiler manusia dan organoid ginjal dan memastikan bahwa virus akan bereplikasi di dalamnya. Mirip dengan hasil percobaan sel sebelumnya, penambahan protein ACE2 manusia rekombinan, dapat secara signifikan mengurangi infeksi virus COVID 19. Dalam organ ginjal, kemampuan penghambatan ini juga menunjukkan hubungan yang sesuai dengan dosis - semakin tinggi konsentrasi protein ACE2 yang telah ditambahkan, semakin baik kemampuan penghambatannya. Data keamanan juga menunjukkan bahwa, protein ACE2 yang ditambahkan secara in vitro tidak menghasilkan toksisitas atau keracunan. 

Selama diskusi, para ilmuwan juga menunjukkan bahwa penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, penelitian ini ditujukan pada tahap infeksi awal virus dan tujuannya adalah untuk mencegah invasi awal virus Covid 19 ke dalam sel inang. Apakah protein ACE2 rekombinan manusia memiliki efek penghambatan pada tahap akhir penyakit, masih belum diketahui. Kedua, Para peneliti belum mengujinya pada organ paru-paru, yang biasanya paling parah terinfeksi. Masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek apa yang mungkin dimiliki oleh protein ACE2 rekombinan tambahan pada manusia.