Lama Baca 3 Menit

Indonesia Harus Dengerin, Nih! Saran Dari Dokter dan Perawat Tiongkok

13 May 2020, 11:33 WIB

Indonesia Harus Dengerin, Nih! Saran Dari Dokter dan Perawat Tiongkok-Image-1

Dokter Li Quanrui dan Kepala Perawat Sun Xuelian - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Kepala Dokter Li Quanrui (李全瑞) dan Kepala Perawat Sun Xuelian (孙雪莲) dari Departemen Penyakit Menular Rumah Sakit Xuanwu, Universitas Kedokteran Ibu Kota di Beijing (北京宣武医院首都医科大学) berbagi pengalaman dengan para ahli medis dari AS, Singapura, Kenya dan Ghana dalam program langsung CGTN "COVID-19 Frontline". 

Li Quanrui mengatakan bahwa orang lanjut usia lebih rentan terhadap serangan virus karena sistem kekebalan tubuh mereka lebih lemah dan seringkali ada penyakit bawaan. Oleh karena itu, perhatian khusus harus diberikan pada beberapa indikator klinis agar dapat mengambil tindakan pencegahan secara tepat waktu. Indikator tersebut meliputi tingkat limfosit darah, sitokin, laktat darah, volume pernapasan, saturasi oksigen darah, dan hasil scan medis. Sun Xuelian mengatakan bahwa lebih dari 60 persen pasien di Wuhan itu berusia lanjut, dan mayoritas dari mereka sedang dalam kondisi parah. Karena penyakit ini menular, anggota keluarga pasien tidak diperbolehkan menemani mereka, maka para perawat perlu memberikan perawatan yang terbaik setiap harinya kepada pasien-pasien tersebut, seperti memberi obat, memberi makan, membersihkan diri dan memberikan dukungan mental. 

Terkait penggunaan APD, Sun Xuelian menjelaskan bahwa ada tiga tingkat perlindungan di Wuhan tergantung pada tingkat risiko infeksi. Di departemen penyakit menular, yang risikonya paling tinggi, staf medis harus menggunakan APD Level 3, yang meliputi topi untuk menutupi rambut, topeng N95, kacamata dan pelindung wajah, baju pelindung, sarung tangan karet dua lapis, dan sepatu bot karet tahan air. Ketika melakukan operasi berisiko, mereka juga harus mengenakan masker tekanan. Untuk staf medis yang bekerja di bagian lain, harus mengenakan masker N95 atau masker bedah, pakaian dan sepatu kerja seperti biasa, dan sarung tangan bedah atau sarung tangan karet satu lapis. 

Sun Xuelian juga memberi saran untuk mengelola shift kerja perawat sehingga dapat meringankan beban mereka. Ia mengatakan bahwa, ketika mereka pertama kali tiba di Wuhan, mereka mencoba untuk bergantian shift setiap enam jam, tetapi ternyata terlalu membebankan. Oleh karena itu, satu shift jadi dipersingkat menjadi empat jam.