Lama Baca 4 Menit

Ekonomi China Diprediksi Tumbuh 3% di 2022

14 October 2022, 15:02 WIB

Ekonomi China Diprediksi Tumbuh 3% di 2022-Image-1
Suasana pertemuan

Jakarta, Bolong.Id - Ekonomi Tiongkok diperkirakan tumbuh 3% di 2022. Itu kata Founding Director China Center for Economic Research, Justin Yifu Lin secara virtual di acara Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10/2022).

Menurut Justin Yifu, pemerintah Tiongkok menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,5%. Namun, tingkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok hanya menyentuh angka 2,5% pada paruh pertama 2022.

“Menjelang akhir tahun, menurut saya, sepertinya Tiongkok hanya bisa mencapai sekitar 3% tahun ini. Ini akan menjadi salah satu tingkat pertumbuhan terendah yang pernah Tiongkok capai sejak tahun 1978. Meski ini sedikit lebih tinggi dari capaian 2020 yang berkisaran 2,1%,” ungkap Justin.

Ada sejumlah alasan mengapa pertumbuhan ekonomi di Tiongkok tidak terlalu baik tahun ini. Salah satunya adalah menyebarnya virus Covid-19 varian Omicron sehingga pemerintah Tiongkok harus menerapkan lockdown berkepanjangan. Pertumbuhan ekonomi juga terkena imbas kebijakan Zero Covid-19.

“Lockdown ini telah berdampak pada produksi dan konsumsi,” ucap Justin.

Alasan lainnya adalah kebijakan yang diterapkan pemerintah Tiongkok untuk sektor real estate, khususnya untuk mencegah bubble atau situasi di mana harga perumahan melonjak akibat permintaan pasar dan banyaknya spekulasi.

“Kebijakan ini baik untuk jangka panjang, tetapi jika berbicara jangka pendek, ini bisa berdampak pada investasi dan pertumbuhan ekonomi,” kata Justin.

Ekonomi China Diprediksi Tumbuh 3% di 2022-Image-2
Suasana pertemuan

Belum lagi meningkatnya suku bunga oleh sentral bank AS The Federal Reserves, serta adanya perang antara Rusia-Ukraina.

Meski demikian, Justin mengatakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok bisa bounce back dan mencapai 8% atau bahkan lebih tahun depan.

“Salah satunya karena adanya penyesuaian kebijakan Covid-19. Tingkat vaksinasi juga meningkat khususnya untuk masyarakat rentan seperti kaum lansia. Kapasitas medis Tiongkok juga tentunya akan lebih siap jika adanya outbreak,” kata Justin.

“Kemudian, Tiongkok handal dalam menjaga pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tiongkok masih di tahap catching up (mengejar), sehingga masih ada ruang lebar untuk pertumbuhan. Tiongkok juga kaya akan sumber daya untuk investasi. Serta adanya tekad dari pemerintah untuk menjaga pertumbuhan," tutup Justin.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan pada sambutannya di hari yang sama, bahwa sampai saat ini inflasi dan moneter Indonesia masih pada posisi yang dapat dikendalikan.

“Ini juga tetap harus kita syukuri karena kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain, sekarang ini di Argentina sudah 83,5 persen dengan kenaikan suku bunga sudah 3.700 basis poin. Kita inflasi 5,9 (persen) dengan perubahan suku bunga kita di 75 basis poin. Artinya, moneter kita masih pada posisi yang bisa kita kendalikan,” tutur Kepala Negara.

Dikutip dari Kemenkeu.go.id, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2022 cukup impresif berada di angka 5,4 persen, kemudian diimbangi dengan stabilitas nilai tukar rupiah yang cukup baik, serta pertumbuhan indeks harga saham gabungan yang cukup tinggi. (*)

Informasi Seputar Tiongkok