Lama Baca 3 Menit

Inisiatif China Lawan Penculikan dan Perdagangan Manusia

21 March 2024, 15:09 WIB

Inisiatif China Lawan Penculikan dan Perdagangan Manusia-Image-1
Ilustrasi ibu dan anak

Beijing, Bolong.id - Tiongkok telah memulai operasi khusus nasional baru untuk memerangi penculikan dan perdagangan perempuan dan anak-anak. 

Operasi ini, yang diluncurkan pada hari Senin, akan berlangsung hingga akhir tahun.

Dilansir dari 人民政协网 pada Rabu (20/03/24) menyatakan bahwa tujuan operasi ini adalah untuk melindungi hak-hak dan kepentingan sah perempuan dan anak-anak dengan tegas.

Sebuah pertemuan penempatan nasional diadakan pada hari Senin dengan kehadiran beberapa departemen pusat, termasuk Mahkamah Agung Rakyat, Kejaksaan Agung, serta kementerian keamanan publik, pendidikan, dan urusan sipil.

Pemerintah dan departemen terkait di seluruh daerah diinstruksikan untuk mengumpulkan petunjuk tentang penculikan dan perdagangan manusia, melakukan penyelidikan dengan cepat, dan menyelamatkan korban yang diculik.

Pertemuan tersebut menyoroti masalah akta kelahiran palsu yang sering diberikan kepada korban perdagangan anak oleh penculik mereka. 

Ditekankan bahwa proses pembuatan akta kelahiran harus diselidiki secara menyeluruh dan pelakunya harus dihukum. Pihak berwenang juga diharapkan membentuk tim khusus untuk menangani masalah ini.

Upaya intensif diperlukan untuk membantu korban kembali ke rumah mereka, memberikan dukungan medis dan rehabilitasi, serta konseling psikologis.

Pertemuan tersebut juga menyerukan penguatan kerja sama penegakan hukum internasional untuk memerangi kejahatan ini. 

Pihak berwenang di Tiongkok didorong untuk bekerja sama dengan mitra internasional mereka dalam pertukaran informasi dan bukti untuk menargetkan pelaku perdagangan manusia.

Rencana Aksi Tiongkok untuk Memerangi Perdagangan Manusia (2021-30), yang dikeluarkan oleh Dewan Negara pada April 2021, bertujuan untuk membentuk mekanisme jangka panjang yang mengintegrasikan pencegahan, tindakan keras, penyelamatan, pemukiman kembali, dan rehabilitasi dalam upaya anti-perdagangan manusia.

Pertemuan Senin tersebut mendesak departemen terkait untuk berkolaborasi dalam membentuk struktur kerja anti-perdagangan manusia yang melibatkan partisipasi masyarakat.

Pihak berwenang diminta untuk melakukan tata kelola yang komprehensif dan mengurangi kejahatan dari sumbernya. 

Metode publisitas yang inovatif juga dianjurkan untuk menyebarkan kesadaran anti-penculikan dan hukum, sehingga meningkatkan kemampuan perlindungan diri perempuan dan anak-anak.

Kejaksaan tertinggi melaporkan bahwa dari Januari 2021 hingga Desember 2022, telah dimulai penuntutan terhadap 3.152 orang atas dugaan perdagangan dan pembelian perempuan dan anak-anak, menunjukkan peningkatan sebesar 16 persen dibandingkan dengan periode dua tahun sebelumnya. Dari kasus-kasus tersebut, 31 persen terjadi sebelum tahun 2016. (*)

 

 

Informasi Seputar Tiongkok