Lama Baca 3 Menit

Persaingan Dagang Baru Eropa vs China Memanas

25 March 2024, 15:09 WIB

Persaingan Dagang Baru Eropa vs China Memanas-Image-1
Presiden Xi Jinping dan Presiden Kamar Dagang UE di Tiongkok, Jens Eskelund.

Beijing, Bolong.id - Tensi perdagangan antara Uni Eropa (UE) dan Tiongkok diperkirakan akan meningkat.

Hal ini seiring dengan kemampuan Beijing yang bertumbuh dalam memproduksi barang-barang industri strategis dengan biaya lebih rendah.

Dilansir dari CNBC Senin (25/03/24), Jens Eskelund, Presiden Kamar Dagang UE di Tiongkok, mengungkapkan kekhawatirannya. Ia membandingkan dinamika perdagangan saat ini antara UE dan Tiongkok dengan “kecelakaan kereta api yang berjalan pelan.”

“UE tidak dapat pasrah terhadap penilaian pasar yang meremehkan industri-industri strategis yang menjadi tulang punggung ekonomi Eropa,” ujar Eskelund, seperti yang dilaporkan oleh CNBC International pada hari Sabtu (23/3/2024).

“Di titik ini, perdagangan berubah menjadi masalah keamanan, dan saya rasa Tiongkok belum sepenuhnya menyadari hal ini,” lanjutnya.

Otoritas Tiongkok telah mendorong pengembangan manufaktur kelas atas sebagai strategi untuk meningkatkan kemandirian teknologi dan mengurangi ketergantungan ekonomi pada sektor real estate. 

Investasi dan dukungan finansial negara terhadap sektor manufaktur mengalami peningkatan, sementara sektor properti mengalami penurunan.

Fokus Tiongkok pada manufaktur telah menimbulkan kekhawatiran tentang overkapasitas, di mana Beijing mampu memproduksi lebih banyak barang daripada yang bisa diserap oleh pasar global, yang berpotensi memicu perang harga. 

Eskelund menyoroti bahwa overkapasitas ini terlihat di berbagai sektor, termasuk kimia, logam, dan kendaraan listrik.

“Perlu ada dialog yang terbuka antara UE dan Tiongkok tentang implikasi dari situasi ini,” tegas Eskelund, menekankan pentingnya kedua pihak menemukan solusi untuk menjaga kelancaran perdagangan.

“Saya kesulitan membayangkan UE hanya akan berdiam diri dan menyaksikan percepatan deindustrialisasi karena dampak dari permintaan domestik Tiongkok yang rendah,” tuturnya.

Sektor manufaktur menyumbang hampir seperlima dari total lapangan kerja di UE dan merupakan sektor terbesar. Ini juga berkontribusi besar terhadap nilai tambah ekonomi bisnis, dengan hampir seperempat kontribusi total. (*)

 

 

Informasi Seputar Tiongkok.