Beijing, Bolong.id - Berikut ini cuplikan konferensi pers Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada 28 Juni 2023.
CCTV: Outlet media ROK baru-baru ini melaporkan bahwa menurut sumber anonim, pemerintah Jepang memperoleh sebelumnya draf laporan Satuan Tugas IAEA yang meninjau pembuangan air olahan Jepang dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi dan mengajukan saran revisi substantif, memberikan pengaruh yang tidak pantas pada kesimpulan dari laporan akhir. Laporan media juga mengatakan bahwa pejabat Jepang memberikan sumbangan politik senilai lebih dari EUR 1 juta kepada staf Sekretariat IAEA. Apakah Anda punya komentar?
Mao Ning: Laporan itu telah menjadi perhatian serius kami. Pemerintah Jepang memiliki tanggung jawab untuk memberikan penjelasan yang kredibel dan publik juga membutuhkan tanggapan dari Sekretariat IAEA.
Apa yang ada dalam laporan itu telah meningkatkan kekhawatiran dunia atas pembuangan air yang terkontaminasi nuklir oleh Jepang ke laut.
Orang-orang memiliki banyak alasan untuk mempertanyakan ketidakberpihakan dan objektivitas laporan tinjauan akhir Gugus Tugas IAEA.
Posisi Tiongkok tentang pembuangan air yang terkontaminasi nuklir ke laut adalah konsisten. Pembuangan tersebut berdampak pada kepentingan bersama masyarakat internasional. Ini bukan urusan dalam negeri Jepang.
Tiongkok mendesak Jepang untuk menangani masalah internasional dan domestik dengan serius, berhenti secara paksa melanjutkan rencana pelepasan ke lautnya, menangani air yang terkontaminasi nuklir dengan cara yang berbasis sains, aman dan transparan, serta tunduk pada pengawasan internasional yang ketat.
Kami juga berharap Sekretariat IAEA akan bertindak secara objektif, profesional dan adil, sepenuhnya menghormati dan mengadopsi pandangan para ahli dari semua pihak di Gugus Tugas dan menyajikan laporan tinjauan yang dapat bertahan dalam ujian sains dan sejarah, bukan mendukung rencana pemulangan Jepang.
Warga dunia menyaksikan dengan mata terbuka lebar.
Reuters: Menurut laporan, ketika ditanya tentang Tiongkok yang mendukung tujuan Ukraina untuk merebut kembali wilayah yang sekarang diduduki oleh Rusia, utusan Tiongkok untuk Uni Eropa Fu Cong mengatakan "Saya tidak mengerti kenapa tidak". Apakah Fu memang mengatakan ini? Dan apakah ini juga posisi pemerintah Tiongkok?
Mao Ning: Posisi Tiongkok dalam krisis Ukraina konsisten dan jelas.
Kami percaya bahwa semua pihak perlu bekerja untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan penyelesaian politik krisis melalui dialog dan negosiasi.
CRI: Menurut laporan, Bernardo Arevalo, calon presiden di Guatemala, mengatakan dalam sebuah wawancara pada 27 Juni bahwa Guatemala perlu merumuskan kebijakan luar negerinya secara independen berdasarkan kepentingan nasionalnya. Jika dia memenangkan pemilihan, dia akan berusaha mengembangkan hubungan persahabatan dengan Tiongkok dan wilayah Taiwan atas dasar saling menghormati. Apa komentar Anda?
Mao Ning: Hanya ada satu Tiongkok di dunia. Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok adalah satu-satunya pemerintahan sah yang mewakili seluruh Tiongkok.
Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah Tiongkok. Membela prinsip satu-Tiongkok adalah hal yang benar untuk dilakukan.
Ini mendapat dukungan luar biasa dari komunitas internasional dan mewakili tren dunia. Kami yakin bahwa lebih banyak negara akan memilih untuk berdiri di sisi kanan sejarah dan membuat keputusan yang tepat yang melayani kepentingan fundamental dan jangka panjang negara dan rakyat mereka.
RIA Novosti: Korps pers Gedung Putih melaporkan bahwa Presiden AS Joe Biden mengatakan Tiongkok memiliki masalah besar, tetapi tidak merinci. Apa komentar Tiongkok?
Mao Ning: Saya belum melihat komentar yang Anda sebutkan. Dalam menghadapi masalah, saya kira semua negara, termasuk AS, menghadapi tantangan saat mereka bekerja untuk mencapai pembangunan dan kemajuan.
Dalam kasus Tiongkok, dengan kepemimpinan yang kuat dari Partai Komunis Tiongkok, jalur sosialisme dengan karakteristik Tiongkok dan solidaritas serta kerja keras rakyat Tiongkok, kami memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk mengatasi setiap tantangan ke depan dan mewujudkan pembangunan yang lebih besar.
Sementara itu, kami berharap AS akan berkonsentrasi untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan memainkan peran konstruktif dalam membuat dunia stabil dan sejahtera. (*)
