Lama Baca 5 Menit

China-Indonesia Bermitra Lebih Kuat via Belt and Road

12 September 2023, 23:53 WIB

China-Indonesia Bermitra Lebih Kuat via Belt and Road-Image-1
Bendera Indonesia-Tiongkok. Photo: CGTN

Beijing, Bolong.Id - Tiongkok dan Indonesia menjalin hubungan ekonomi lebih erat melalui proyek-proyek kerjasama Belt and Road Initiative.

Dilansir dari 人民网, Selasa (12/09/2023) pada Pameran Investasi dan Perdagangan Internasional Tiongkok ke-23 yang berakhir Senin, empat perusahaan bermitra di Zona Investasi Yuanhong di kota Fuzhou di Tiongkok timur, lokasi taman Tiongkok "Dua Negara, Kembar Proyek Taman” antara Tiongkok dan Indonesia.

Keempat kesepakatan tersebut antara lain mencakup perdagangan grosir produk akuatik Indonesia, perikanan dan pengolahan. 

Pihak berwenang di Fuzhou mengatakan kesepakatan ini akan memberikan momentum baru dalam kerja sama Tiongkok-Indonesia.

Perkembangan ini mengikuti janji Tiongkok pada pekan lalu untuk menjadikan Koridor Ekonomi Komprehensif Regional dan “Dua Negara, Taman Kembar” sebagai proyek unggulan baru dalam kerja sama Belt and Road.

Taman Tiongkok ini secara resmi didirikan di Zona Investasi Yuanhong setelah disetujui oleh Dewan Negara pada bulan Januari tahun ini, dan telah mencatat kemajuan yang stabil sejak saat itu. 

Dua pameran bisnis yang diadakan di Jakarta masing-masing pada bulan Februari dan Mei, bersama-sama mencapai 36 kesepakatan senilai sekitar 64,8 miliar Yuan (sekitar Rp136 triliun), sementara satu lagi yang diadakan di Fuzhou pada bulan Mei menghasilkan 10 proyek dengan total investasi sebesar 4,55 miliar Yuan (sekitar Rp9,5 triliun).

“Dua Negara, Taman Kembar” adalah model baru kerja sama internasional yang menampilkan dua negara mendirikan kawasan industri di wilayah masing-masing dan bersama-sama memfasilitasi pembangunan. 

Proyek dengan Indonesia ini mencakup tiga kawasan industri Indonesia lainnya -- Kawasan Industri Bintan, Kawasan Industri Aviarna, dan Grand Batang City.

Orang dalam industri mengatakan proyek ini dapat menawarkan lebih banyak peluang bagi perusahaan dengan mendorong perdagangan. 

“Hal ini dapat membantu kedua negara menerima standar industri satu sama lain, memperlancar aliran bakat dua arah, dan saling melengkapi dengan lebih baik dalam rantai industri,” kata Shi Jie, wakil ketua Saneheld (Fuqing) Food Co., Ltd. 

Kolaborasi dengan perusahaan Indonesia menghasilkan basis perikanan dengan produksi harian 50 ton.

Perusahaan mengatakan sedang membangun pabrik pengolahan ikan cincang di Indonesia, dengan rencana peluncuran pada tahun 2024. 

Di masa depan, perusahaan akan bekerja sama dengan mitra Indonesia untuk mengembangkan rantai industri yang lengkap mulai dari perikanan hingga pergudangan untuk menciptakan setidaknya 5.000 lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. rakyat.

Mengenai proyek antara Tiongkok dan Indonesia, otoritas Fuzhou membayangkan lima bidang kerja sama rantai industri, yaitu perikanan laut, pertanian tropis, industri ringan, permesinan dan elektronik, serta pertambangan ramah lingkungan. 

Taman Tiongkok kini berupaya untuk memulai 45 usaha lagi dengan total investasi sekitar 63,6 miliar Yuan (sekitar Rp133,7 triliun).

Hasil dari proyek “Dua Negara, Taman Kembar” dicapai karena meningkatnya ikatan ekonomi Tiongkok-Indonesia selama dekade terakhir, setelah diluncurkannya Inisiatif Belt and Road (Belt and Road Initiative).

Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 10 tahun berturut-turut. Pada tahun 2022, perdagangan bilateral mencapai 149,1 miliar dolar AS (sekitar Rp2,28 kuadraliun), naik 19,8 persen YoY.

“Dimulainya Inisiatif Belt and Road menandai titik balik dalam hubungan Indonesia-Tiongkok, yang menjadi katalisator fokus baru pada sinergi bisnis dan ekonomi,” Fajar B. Hirawan, kepala departemen ekonomi di Pusat Kajian Strategis dan Internasional, Indonesia, tulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Agustus.

Pasar Tiongkok yang luas dan lokasi geografis Indonesia yang strategis telah membuka jalan bagi peningkatan perdagangan dan investasi, mendorong integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik, tulisnya.

Para ahli mengatakan bidang kerja sama di masa depan dapat berpusat pada energi ramah lingkungan, industri biokimia, kecerdasan buatan, dan perikanan laut.

Sepuluh tahun setelah Inisiatif Belt and Road (BRI) dan kemitraan strategis komprehensif Tiongkok-Indonesia, kedua negara memiliki kepentingan yang lebih sama di tingkat bilateral, regional, dan global dibandingkan sebelumnya, dan kerja sama menjadi semakin penting, menurut Zou Zhiqiang, peneliti di Institut Studi Internasional di Universitas Fudan.(*)