Beijing, Bolong.id - Dengan Teleskop Radio Bola Apertur Lima ratus meter (FAST), atau "China Sky Eye", astronom Tiongkok membangun katalog sumber hidrogen netral (HI) terbesar yang pernah ada di luar galaksi kita.
Dilansir dari 人民网 Rabu (13/12/23), hidrogen, unsur paling melimpah di alam semesta, merupakan komponen kunci galaksi. Dalam galaksi cakram, HI merupakan komponen penting dari medium antarbintang.
Pengukuran kelimpahan dan kinematikanya melalui garis emisi 21 sentimeter berpotensi mengatasi sejumlah masalah astrofisika, seperti kemungkinan sifat materi gelap, galaksi samar yang tidak diketahui, serta struktur dan evolusi kosmik.
Katalog baru berisi total 41.741 sumber HI yang ditemukan antara Agustus 2020 dan Juni 2023, melebihi jumlah sumber serupa di seluruh dunia baik dalam kuantitas maupun kualitas.
Pekerjaan ini merupakan bagian dari proyek yang disebut survei FAST All Sky HI (FASHI), yang dirancang untuk mencakup seluruh langit yang terlihat oleh FAST. Hasil survei saat ini berasal dari sekitar 35 persen total langit, dan lebih dari 100.000 sumber HI diperkirakan akan tercatat selama lima tahun ke depan.
FAST adalah teleskop radio piringan tunggal terbesar di dunia, dengan area penerimaan setara dengan 30 lapangan sepak bola standar. FAST secara resmi mulai beroperasi pada 11 Januari 2020, di kawasan depresi karst yang dalam dan bulat di Provinsi Guizhou, Tiongkok barat daya.
FAST adalah alat yang optimal untuk survei HI, dengan resolusi spektral dan spasial yang lebih tinggi, cakupan yang lebih luas, serta kualitas data yang lebih andal dan lengkap.
Ketika selesai, FASHI akan menyediakan katalog HI ekstragalaksi terbesar serta pandangan obyektif tentang konten HI dan struktur skala besar di alam semesta lokal.
Temuan ini baru-baru ini dipublikasikan di jurnal SCIENCE CHINA Physics, Mechanics and Astronomy. Para peneliti dari Universitas Guizhou, Observatorium Astronomi Nasional di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, dan Universitas Peking semuanya berkontribusi dalam penelitian ini.
Lister Staveley-Smith, profesor dari University of Western Australia dan peer reviewer makalah tersebut, menyebut pekerjaan mereka sebagai "sebuah tonggak sejarah yang mengesankan." (*)
Informasi Seputar Tiongkok