Lama Baca 6 Menit

Sedang Diet Ketat? Awas Penimbunan Lemak pada Liver!

21 March 2021, 17:00 WIB

Sedang Diet Ketat? Awas Penimbunan Lemak pada Liver!-Image-1

Diet kilat beresiko hati berlemak - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Anda sedang berdiet atau tertarik melakukan diet? Jika iya, Anda harus anggap serius prinsip makan cukup untuk menurunkan berat badan. Para peneliti menyebutkan, untuk menurunkan berat badan, Anda harus mengatur pola makanan Anda secara ilmiah dan masuk akal. 

Sebabnya, riset menunjukkan, puasa, diet berlebihan, dan penurunan berat badan instan lainnya dapat menyebabkan penimbunan lemak di liver atau hati. Simak penjelasan lengkapnya!

Diet ketat dan perlemakan hati

Delapan bulan setelah melahirkan, seorang wanita asal Tiongkok, Li merumuskan rancangan penurunan berat badan instan untuk dirinya sendiri setelah melakukan riset di internet demi segera mengembalikan sosok idealnya. 

Mengikuti rancangannya, ia hanya makan sup bening, tidak makan makanan berat, tidak makan malam, dan kurang minum air. Setelah memforsir tubuhnya selama lebih dari 3 bulan, tidak hanya kembali ke bentuk tubuhnya sebelum hamil, Li juga berhasil turun 15 kilogram. 

Akan tetapi, pada pemeriksaan fisik rutin beberapa bulan kemudian, Li, yang kurus, ditemukan memiliki hati yang berlemak.

Bagaimana bisa Li yang kurus ini memiliki hati berlemak? Setelah jelas-jelas mengurangi lemak, mengapa Li justru mengalami penumpukan lemak? 

Dokter pun memberitahu Li bahwa penimbunan lemak pada hati tidak hanya berhubungan dengan kadar lemak dan kurus-gemuknya tubuh, namun juga sangat dipengaruhi oleh terganggunya sistem metabolisme. 

Dikatakan bahwa di antara delapan faktor penyebab perlemakan hati, penurunan berat badan instan adalah salah satunya.

Ketika tubuh dalam keadaan lapar dalam waktu yang lama, tubuh tidak dapat memperoleh energi yang diperlukan. 

Oksidase aktif yang dibutuhkan untuk pembakaran lemak tubuh pun secara otomatis akan melakukan penyesuaian dengan memobilisasi lemak dan protein dari bagian lain tubuh ke hati untuk diubah menjadi energi. 

Akibatnya sejumlah besar asam lemak akan masuk ke hati karena tubuh kekurangan enzim dan vitamin yang diperlukan. Akhirnya, retensi lemak akan terjadi sehingga hati pun menjadi berlemak.

Perlu dicatat pula bahwa kejadian perlemakan hati pada wanita muda dikatakan telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. 

Hal ini diduga karena lebih banyak wanita yang ingin mengejar tubuh yang langsing dan seringkali memiliki ekspektasi tidak realistis dalam menurunkan berat badan sehingga mengadopsi cara cara yang ekstrim. 

Tidak hanya mengurangi makan dan tidak mengkonsumsi daging, ada pula yang melakukan olah raga secara berlebihan.

Penimbunan lemak pada hati tidak dapat dianggap remeh

Meski liver manusia memang secara alami mengandung sedikit lemak, seperti trigliserida, fosfolipid, glikolipid, dan kolesterol, persentase kadar lemak normal pada hati adalah 3-5% saja. Jika lebih dari 5% sel hati memasuki steatosis atau perlemakan hati. Hati dengan lemak berlebihan adalah ancaman kesehatan serius bagi masyarakat.

Penumpukan lemak pada hati secara klinis dapat berkembang menjadi berbagai penyakit dengan tingkat resiko yang berbeda-beda. Bermula dari hati yang berlemak, seseorang dapat mengidap sirosis dan kanker hati kedepannya. Secara lebih lanjut, penelitian pun menjelaskan 25% hati berlemak sederhana dapat menyebabkan steatohepatitis, 25%-50% steatohepatitis dapat menyebabkan fibrosis hati, 15%-30% fibrosis hati akan memicu sirosis dan akhirnya 20-30% sirosis hati dapat berkembang menjadi kanker hati yang bisa menyebabkan cacat liver dan kematian.

Penurunan berat badan secara ilmiah adalah solusinya

Untuk menurunkan berat badan serta menghilangkan kelebihan lemak pada tubuh secara aman tanpa khawatir pada perlemakan hati, Anda dapat memperhatikan tips-tips berikut ini.

Penurunan berat badan yang wajar. Penurunan berat badan yang efektif dan wajar adalah 5%-10% dari berat total tubuh dalam waktu enam bulan. Penurunan berat badan pun tidak boleh melebihi 1,6 kg per minggu. Penurunan lebih dari angka tersebut termasuk penurunan berat badan yang berlebihan.

Makan secara teratur dan masuk akal. Makanlah secara teratur dengan gizi seimbang sesuai arahan ilmiah sebanyak tiga kali sehari. Namun kendalikan total kalori dalam makanan hingga menjadi 500-1.000 kalori per hari saja. Terapkan pola makan rendah gula dan rendah lemak, terutama lemak jenuh (lemak hewani dan minyak sawit) dan lemak trans (makanan yang digoreng). Tingkatkan makanan berserat seperti sayur dan buah. 

Olah raga yang cukup. Olah raga, terutama senam aerobik, dapat meningkatkan metabolisme tubuh, meningkatkan energi, dan menguraikan lemak yang menumpuk di dalam tubuh. Olah raga adalah cara yang paling efektif dan sehat untuk menghilangkan lemak, namun Anda perlu ingat untuk berlatih secara bertahap dan tidak berlebihan. lakukan latihan aerobik seperti senam, bersepeda, berenang, dan sebagainya 4-5 kali seminggu selama lebih dari setengah jam per kali. Usahakan waktu kumulatif Anda mencapai 150-250 menit per minggu. Selain itu, lakukan pula latihan kekuatan 2 kali seminggu dengan olah raga seperti angkat beban dan push up.

Selain dari itu, Anda harus selalu ingat bahwa penurunan berat badan berbeda bagi setiap orangnya. Ingatlah untuk terus berjuang demi kesehatan Anda dan bukan hanya sekedar menurunkan timbangan tanpa memperhatikan resikonya. (*)