Lama Baca 3 Menit

Hayo Jangan Terlalu Banyak Makan Junk Food, Bisa Sebabkan Ini !

14 March 2021, 12:00 WIB

Hayo Jangan Terlalu Banyak Makan Junk Food, Bisa Sebabkan Ini !-Image-1

Junk Food - Image from Shutterstock

Bolong.id - Sebuah studi baru yang dipimpin oleh University of Queensland di Australia menemukan bahwa remaja yang sering mengonsumsi minuman berkarbonasi dan makanan cepat saji lebih cenderung mengalami gangguan tidur.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Survei Kesehatan Sekolah Global Organisasi Kesehatan Dunia dari 2009 hingga 2016. Survei tersebut mencakup 175.261 siswa berusia 12 hingga 15 tahun dari 64 negara berpenghasilan tinggi, menengah, dan rendah di Asia Tenggara, Afrika, Amerika Selatan, dan sebagian Mediterania Timur.

"Minuman berkarbonasi sering kali mengandung kafein, makanan cepat saji sering kali tinggi kalori tetapi kurang gizi. Jika makanan ini dikonsumsi terlalu sering, kemungkinan gangguan tidur meningkat," kata Assad khan, seorang peneliti dan profesor di School of Health and Rehabilitation Ilmu di Universitas Queensland.

Studi tersebut menemukan bahwa remaja yang minum lebih dari 3 gelas minuman berkarbonasi sehari memiliki kemungkinan 55% lebih besar mengalami gangguan tidur dibandingkan teman sebayanya yang hanya minum satu cangkir sehari. 

Remaja laki-laki yang makan fast food lebih dari 4 hari seminggu memiliki kemungkinan 55% lebih besar mengalami gangguan tidur dibandingkan remaja laki-laki yang makan fast food hanya sekali seminggu, dan angka ini 49% lebih tinggi pada remaja perempuan.

Studi tersebut juga menemukan bahwa di negara-negara yang tercakup dalam survei, seringnya asupan minuman berkarbonasi dan makanan cepat saji sangat umum terjadi di negara selain negara berpenghasilan rendah. Remaja di negara berpenghasilan tinggi menunjukkan korelasi yang lebih tinggi antara gangguan tidur dan konsumsi minuman berkarbonasi.

Assad Khan mengatakan, kualitas tidur yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan dan perkembangan kognitif remaja. Dia meminta sekolah untuk menciptakan suasana yang membatasi pasokan minuman berkarbonasi dan makanan cepat saji, dan menyarankan agar keluarga juga fokus pada menumbuhkan kebiasaan makan yang sehat.

Makalah terkait penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Electroclinical Medicine di bawah "Lancet" Inggris. (*)