Lama Baca 3 Menit

Retno Marsudi Akan Kembali Adakan Pertemuan Dengan Menlu China

29 March 2022, 15:29 WIB

Retno Marsudi Akan Kembali Adakan Pertemuan Dengan Menlu China-Image-1

Retno Marsudi - Image from Parapuan

Jakarta, Bolong.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi bakal berangkat ke Tunxi, China, untuk menggelar pertemuan bilateral dengan Kementerian Luar Negeri China. Retno dijadwalkan berangkat Senin (28/3/2022), malam ini dari Doha, Qatar. 

"Hari ini adalah hari terakhir saya berada di Doha. Malam ini saya akan berangkat ke Tunxi, RRT untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu RRT," ujar Retno dalam Press Briefing Menlu RI, Senin (28/3/2022).

Dilansir dari Kompas pada Senin (28/3/2022), dalam rangkaian acara di Tunxi, Menlu Retno bakal berpartisipasi dalam pertemuan negara tetangga Afghanistan yang akan membahas isu Afghanistan. Selain itu, Retno juga akan melakukan beberapa pertemuan bilateral yang sampai saat ini masih terus difinalisasi jadwalnya.

"Dua negara non tetangga dekat yang diundang RRT dalam pertemuan di Tunxi adalah Indonesia dan Qatar," ucap Retno.

Selama 3 hari berada di Doha, ujar Retno, dirinya banyak melakukan pertemuan. Sala satunya, menjadi salah satu pembicara di Doha Forum dalam sesi bertajuk “Peace and Prosperity in the Indo-Pacific”.

Dalam kesempatan itu, Menlu menyampaikan situasi di Ukraina yang saat ini menjadi pengingat semua pihak untuk secara lebih hati-hati mengelola Kawasan Indo-Pasifik.

"Tentunya, penghormatan terhadap hukum internasional harus menjadi komitmen semua pihak, agar Kawasan Indo-Pasifik tetap menjadi kawasan damai, stabil dan sejahtera," papar Retno.

"Saya tekankan, penghormatan terhadap hukum internasional termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah harus dilakukan secara konsisten, dan bukan pick and choose," tuturnya.

Dalam Doha Forum tersebut, Retno juga menyampaikan bahwa pembentukan kelompok-kelompok minilateral dan plurilateral merupakan hal yang sudah terjadi.

Dalam kaitan ini, ujarnya, Indonesia mengingatkan agar pembentukan kelompok-kelompok tersebut hendaknya menjadi building block untuk terus menjaga perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik. (*)