Pohon tua - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami
Bolong.id - Meskipun Halloween (万圣节 wàn sheng jié, secara harfiah, "Hari 10.000 Orang Suci") adalah tradis dari Barat, tapi monster dan setan dalam literatur tradisional Tiongkok sangatlah banyak dan mendukung tradisi ini.
Berikut ini adalah beberapa hantu terkenal di Tiongkok yang mungkin belum kamu tau.
Seperti dalam bahasa Inggris, bahasa Mandarin memiliki banyak kata yang mewakili berbagai jenis makhluk menakutkan. Misalnya, 妖 (yāo) adalah roh jahat yang berubah dari tumbuhan atau hewan ajaib; sedangkan 怪 (guài) atau monster, adalah binatang buas, atau bahkan benda mati seperti batu giok dan alat musik, yang memiliki penampilan aneh. 魔 (mó), mengacu pada setan atau setan yang berusaha untuk menyakiti atau membunuh manusia.
Sedangkan鬼 (guǐ) berarti hantu. Dikatakan jika seseorang meninggal dengan cara yang tidak adil, roh mereka akan menjadi "hantu lapar" yang menghantui dunia mencari rezeki. Gui juga merupakan radikal yang ditemukan dalam karakter lain yang merujuk pada berbagai monster, iblis, binatang buas, hantu, dan makhluk gaib lainnya (dan biasanya tidak menyenangkan).
Chengyu yang sulit ditulis, 魑魅魍魉 (chī mèi wǎng liǎng), berisi nama-nama tiga jenis hantu yang harus diwaspadai. Ungkapan ini, yang awalnya merupakan singkatan dari segala jenis hantu dan monster, kini menjadi metafora untuk orang jahat di masyarakat.
Monster pertama yang disebutkan dalam idiom adalah 魑 (chī), yang juga ditulis sebagai 螭 dalam beberapa teks kuno. Binatang menakutkan ini diyakini sebagai dewa gunung dengan penampilan mengerikan, yang bersembunyi di hutan menunggu orang tak berdaya untuk memangsa.
魑 (chī)
Chi - Image from theworldofchinese.com
Dilansir dari theworldofchinese.com, para cendikiawan kuno memiliki pendapat yang beragam tentang penampilan chi. Wen Ying (文颖), seorang cendikiawan yang tinggal di akhir dinasti Han Timur (25 – 220) dan awal periode Tiga Kerajaan (220 – 280), menulis dalam Notes on The Book of Han (汉书注) bahwa chi adalah putra naga.
Zhang Yi (张揖), penulis Guangya (广雅), kamus yang diterbitkan pada abad ketiga, menyatakan bahwa chi adalah naga betina tanpa tanduk. Juga di dinasti Han Timur, Xu Shen (许慎), penulis Analytical Dictionary of Chinese Characters (说文解字), kamus komprehensif pertama karakter Tiongkok, menggambarkan chi sebagai makhuk seperti naga, berwarna kuning. Jika digabungkan, chi umumnya digambarkan sebagai makhluk seperti naga yang hidup di pegunungan, dan sering menyerang orang yang lewat.
魅 (mèi)
Mei - Image from theworldofchinese.com
Makhluk kedua yang disebutkan dalam chengyu adalah魅 (mèi). Dalam kamusnya, Xu Shen menulis: "Mei adalah roh benda-benda tua." Mei memiliki penampilan menarik dan dapat memikat orang untuk jatuh cinta padanya. Mei bisa datang dalam berbagai bentuk, tetapi yang paling banyak dikenal dan ditakuti adalah木魅(mù mèi), atau mei yang berbentuk pohon. Ini seperti mei yang berubah dari pohon tua atau hewan yang hidup di pohon.
Penyair Dinasti Tang (618 – 907) Li He (李贺), pernah menggambarkan mei dalam sebuah puisi: “Burung hantu berusia 100 tahun berubah menjadi roh pohon, yang membakar sarangnya sendiri dan tertawa dalam nyala api.” Karena mei dikatakan sangat cantik, cerita rakyat sering menggambarkan mereka dalam bentuk wanita yang menarik.
魍魉 (wǎng liǎng)
Wang Liang - Image from theworldofchinese.com
Bagian akhir dari idiom menyebutkan魍魉 (wǎng liǎng). Ini adalah hantu yang menyebabkan suatu pandemi. Menurut In Search of the Supernatural (搜神记), kumpulan cerita hantu dari dinasti Jin (256 – 420), wangliang awalnya adalah putra dari penguasa mitos Zhuanxu (颛顼), salah satu dari lima legenda kaisar mitologi Tiongkok.
Tercatat bahwa “Zhuanxu memiliki tiga putra, tetapi mereka semua menjadi hantu setelah mati. Semuanya menyebarkan penyakit di dunia manusia. Yang tinggal di Sungai Yangtze diberi nama Hantu Nue (疟鬼, 'Hantu Malaria'); Yang tinggal di Sungai Ruoshui disebut sebagai Hantu Wangliang; dan yang tinggal di rumah orang dan suka menakut-nakuti anak-anak, dikenal sebagai Hantu Anak (小鬼).”
Dalam Huainanzi (淮南子), wangliang dikatakann “Terlihat seperti anak berusia 3 tahun. Kulitnya berwarna merah tua, mata merah, cakar merah, telinga panjang, dan rambut indah”.
魃 (bá)
Ba - Image from theworldofchinese.com
Monster lainnya adalah魃 (bá). Menurut The Classic of Mountains and Seas (山海经), Kaisar Kuning memiliki seorang putri bernama (Nǚbá). Dia adalah dewi kekeringan, dan selalu berpakaian hitam.
Dalam perang sengit, Kaisar Kuning melawan Chiyou, pemimpin suku saingan, yang memanggil Dewa Angin dan Dewa Hujan untuk membantu serangannya dengan badai. Kaisar Kuning membalas dengan memerintahkan Nüba untuk menangkal badai dengan kekuatannya yang memicu kekeringan.
Dengan bantuan Nüba, Kaisar Kuning akhirnya memenangkan perangnya dengan Chiyou, tetapi putrinya telah menghabiskan begitu banyak energi dalam pertempuran sehingga dia tidak lagi memiliki kekuatan untuk pulang ke pegunungan surgawi. Oleh karena itu, Nüba tertinggal di dunia manusia.
Tapi dia tidak diterima di dunia, karena ke mana pun dia pergi, dia membawa kekeringan yang parah bersamanya. Perlahan-lahan, setelah menerima penolakan yang tak terhitung jumlahnya dan permusuhan tanpa akhir dari manusia, Nüba menjadi monster jahat yang menyebarkan kekeringan dengan sengaja, kemduian dikenal sebagai “旱魃 (Hànbá).” Dikatakan bahwa Hanba tinggal di utara Tiongkok, oleh karena itu mengapa di sana jauh lebih kering daripada di selatan.
魈 (xiāo)
Xiao - Image from theworldofchinese.com
Setan yang terakhir adalah魈 (xiāo). Ini adalah makhluk yang tinggal di gunung dengan satu kaki. Ia juga dikenal sebagai "山魈 (Gunung Xiao)" dan "Raksasa Gan (赣巨人)." Deskripsi paling awal tentang xiao berasal dari The Classic of Mountains and Seas, yang mengatakan: “Ada raksasa Gan di Selatan. Ia memiliki wajah manusia dan lengan panjang.
Tubuhnya hitam dan berbulu, dan tumit kakinya mengarah ke depan. Jika Anda tersenyum padanya, ia juga akan tersenyum. ” Dalam Baopuzi (抱朴子), deskripsinya lebih rinci: “Roh gunung terlihat seperti anak kecil dan memiliki satu kaki dengan jari-jari kaki mengarah ke belakang. Ia suka menyerang orang di malam hari.” (*)
Informasi Seputar Tiongkok
