Trump dan Xi Jinping - Image from CNBC
Beijing, Bolong.id - Tiongkok saat ini dalam keadaan siaga satu karena pemilihan presiden AS memasuki tahap akhir, pengamat Partai Komunis China memperingatkan bahwa hubungan yang bergolak antara Amerika dan Tiongkok telah memasuki fase berbahaya dalam beberapa dekade.
Kepemimpinan Tiongkok menjadi alasan untuk menghindari konfrontasi dan konflik militer dengan Washington, dan mengharapkan peningkatan lebih lanjut dalam turbulensi antara situasi saat ini dan pelantikan pemenang pada 20 Januari, lapor Shi Jiangtao untuk South China Morning Post. Dilansir dari Ani News pada Minggu (01/11/2020).
Jiangtao menulis bahwa hasil akhir pemilu dapat mengakibatkan krisis konstitusional yang berkepanjangan, memicu kekacauan dan kekerasan, serta membuat dunia gelisah.
"Jika ada krisis atas hasil pemilu AS, itu akan menjadi periode berisiko tinggi untuk hubungan bilateral, mempertaruhkan perubahan lain ke arah konflik yang lebih buruk, terutama di bawah pengawasan Trump," kata seorang penasihat pemerintah Tiongkok.
Dimana Tiongkok telah menahan diri untuk berkomentar soal kandidat pemilu yang akan datang.
"Dua hingga tiga bulan ke depan mungkin akan menjadi periode paling berbahaya dalam sejarah hubungan Tiongkok-AS, terutama jika ada kemenangan tipis untuk Biden", menurut Deng Yuwen, pengamat yang berbasis di AS. (*)
Advertisement