Lama Baca 10 Menit

Wang Yi: Demokrasi untuk Masa Depan Manusia yang Lebih Baik


Wang Yi: Demokrasi untuk Masa Depan Manusia yang Lebih Baik-Image-1

Wang Yi - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Beijing, Bolong.id – Konferensi pers Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Kamis, 9 Desember 2021, berikut petikannya:

Yang Terhormat Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi,

Saya senang bisa bergabung dengan Anda di Bali Democracy Forum. Saya telah mengunjungi Indonesia beberapa kali. Saya juga pernah mengunjungi Bali. Pemandangan dan budayanya yang unik telah mengingatkan saya dengan banyak kenangan indah. Saya masih ingat dengan bunga lokal yaitu rafflesia. Ini adalah bunga terbesar di dunia dan hanya bisa tumbuh di hutan hujan tropis di Asia Tenggara. Sama seperti tanaman yang unik di tempat mereka tumbuh, demokrasi, sebagai hal utama kemajuan manusia, juga berakar dan terpelihara dalam sejarah, budaya, tradisi etnis dan lingkungan sosial negara yang bersangkutan.

Tema Forum hari ini adalah, “Demokrasi untuk Kemanusiaan”, memandang esensi demokrasi. Pengejaran tak kenal lelah dari nenek moyang kita terhadap demokrasi selama ribuan tahun lalu secara keseluruhan telah ditujukan dalam sejarah untuk, menemukan sistem dan struktur politik yang lebih baik agar umat manusia bisa terbebas dari perang, kelaparan dan kemiskinan, hidup bahagia, dan menikmati kesetaraan dan keadilan. Dan kami terus berusaha mengejar bahkan sampai hari ini.

Saat pandemi COVID-19 hadir, terus meresahkan masyarakat, dan pandangan internasional sedang mengalami perubahan besar dalam satu abad ini. Pada masa yang begitu krisis bagaimana masyarakat memahami, mengamalkan, meningkatkan, dan mengembangkan demokrasi dengan baik secara efektif mengatasi tantangan dan mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran dunia memang merupakan “pertanyaan pada abad ini”, pertanyaan yang berkaitan dengan masa depan umat manusia.

Ada pendekatan dan sikap yang berbeda terhadap pertanyaan ini. Beberapa orang menganggap demokrasi barat sebagai salah satu solusi jawaban terbaik. Mereka berusaha untuk transplantasi dan memaksakannya ke seluruh dunia. Beberapa upaya untuk mengambil konsep dari satu negara sebagai kriteria, untuk memprovokasi ketegangan antara sistem politik dan ideologi yang berbeda dan menciptakan perpecahan dan konfrontasi di dunia. Tidak diragukan lagi, satupun dari hal ini adalah demokrasi sejati, tapi demokrasi palsu digunakan sebagai salah satu alas an

Lalu apa sebenarnya demokrasi itu? Apa yang seharusnya menjadi standar demokrasi? Presiden Xi Jinping menggarisbawahi bahwa demokrasi adalah nilai umum kemanusiaan. Demokrasi bukanlah hak khusus yang dimiliki oleh suatu negara tertentu, tapi ini adalah hak untuk semua orang di semua negara. Sebagai kunci apakah suatu negara demokratis atau tidak apakah penduduknya benar-benar mengetahui keadaan mereka sendiri.

Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat dan negara-negara Barat atelah menandai Tiongkok dan negara berkembang lainnya sebagai negara yang non-demokratis. Apa hal yang melatarbelakangi semua ini adalah arogansi dan meragukan negara barat terhadap peradaban lain. Sejak didirikannya, Partai Komunis Tiongkok (CPC)  telah menegakkan asas-asas demokrasi, menetapkan tujuannya untuk mendirikan Tiongkok Baru, di mana rakyatnya adalah penguasa nasib mereka sendiri, dan sebagai kewajibannya untuk mewujudkan demokrasi yang sesuai dan efektif di Tiongkok. Melalui eksplorasi dan eksperimen pada abad ini, CPC telah memimpin rakyat Tiongkok dalam menemukan bentuk demokrasi baru yang sesuai dengan kondisi negara Tiongkok, hal ini digambarkan oleh Presiden Xi Jinping sebagai keseluruhan proses demokrasi rakyat.

Seluruh proses demokrasi rakyat berpusat pada kepentingan rakyat. Presiden Xi Jinping menunjukkan bahwa demokrasi bukanlah ornamen yang digunakan untuk tujuan dekoratif. Sebaliknya, demokrasi adalah tentang cara memecahkan masalah untuk rakyat. Berdasarkan keyakinan ini, kami telah mengintegrasikan semua mata rantai demokrasi, termasuk pemilihan demokratis, konsultasi demokratis, pengambilan keputusan yang demokratis, manajemen demokratis, dan pengawasan demokratis. Dengan begitu, kita bisa menghindari masalah bahwa rakyat diberikan banyak janji selama pemilihan, tetapi diabaikan sepenuhnya setelah pemilihan. Kami dapat memastikan bahwa orang-orang Tiongkok dapat mengungkapkan keprihatinan mereka secara efektif dan secara penuh di setiap langkah. Mereka dapat berpartisipasi dalam urusan politik. Dari sesuatu yang kecil seperti kebutuhan sehari-hari hingga sesuatu yang besar seperti reformasi dan pembangunan nasional, Keinginan orang Tiongkok tercermin sepenuhnya.

Seluruh proses demokrasi rakyat Tiongkok menampilkan serangkaian prosedur kelembagaan yang lengkap dan partisipasi serta praktik penuh oleh masyarakat. Kami berusaha untuk mengeluarkan yang terbaik dari demokrasi pemilu dan demokrasi konsultatif. Dan kami bergerak untuk mengintegrasikan semua elemen demokrasi proses dan hasil, prosedural dan substantif, langsung dan tidak langsung. Demokrasi kita memiliki ciri khas Tiongkok, dan pada saat yang sama, juga memperkaya peradaban politik umat manusia.

Seperti kata pepatah Tiongkok kuno, “Orang dapat mencapai tujuan yang sama melalui berbagai cara, dan mencapai tujuan yang sama melalui cara yang berbeda.” Negara memiliki cara yang berbeda untuk mencapai demokrasi. Tidak ada satu bentuk demokrasi yang benar untuk disembah orang lain, dan tidak ada demokrasi yang lebih unggul dari yang lain. Kami memiliki kepercayaan penuh pada demokrasi, dan kami juga sangat menghormati demokrasi dari negara lain. Kami tidak akan mengekspor demokrasi kami. Kami siap untuk berdialog dan bertukar pikiran dengan orang lain dengan posisi yang setara, belajar dari peradaban lain, dan memberikan pengalaman yang bermanfaat bagi negara lain juga.

Demokrasi bukan hanya cara pemerintahan domestik, tetapi juga prinsip dalam pemerintahan global.

Presiden Xi Jinping menunjukkan bahwa urusan dunia harus dikelola melalui konsultasi oleh pemerintah dan masyarakat dari semua negara. Inilah prinsip demokrasi dalam menangani urusan internasional. Dunia saat ini menghadapi kombinasi perubahan dan gejolak, dan masalah muncul di sana-sini. Penyebab yang mendalam adalah bahwa prinsip demokrasi dalam hubungan internasional belum ditegakkan dan dipatuhi oleh semua orang. Oleh karena itu, semangat demokrasi perlu kita gencarkan dalam interaksi antar negara, mempromosikan pendekatan yang benar seperti menghormati kedaulatan, konsultasi yang setara, solidaritas dan kerjasama, dan melakukan upaya tak henti-hentinya untuk demokrasi yang lebih besar dalam hubungan internasional. Kita perlu menghormati kedaulatan dan pertahanan negara norma dasar hubungan internasional.

Kita perlu menghormati kedaulatan nasional dan mempertahankan norma-norma dasar hubungan internasional. Wacana tentang "hak asasi manusia menggantikan kedaulatan" dan transformasi demokrasi yang disengaja dari negara-negara lain tidak membawa stabilitas atau kemakmuran. Mereka menempatkan negara ke dalam kekacauan dan puing-puing, menggusur orang-orang mereka, dan menyebabkan banyak krisis pengungsi. Kita harus mengambil pelajaran, dengan tegas menjunjung tinggi peran sentral PBB, membela otoritas Piagam PBB, dan menentang tindakan yang merusak kedaulatan atau mencampuri urusan dalam negeri negara lain dengan dalih demokrasi atau hak asasi manusia.

Kita perlu menyarankan mengenai konsultasi dengan pondasi yang setara dan mempromosikan konsep demokrasi dengan konsep Asia. Dengan sejarah yang dihormati, memiliki tradisi merangkul keragaman, dan memupuk budaya konsultasi yang demokratis. 66 tahun yang lalu, negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin berkumpul di Indonesia untuk Konferensi Bandung. Semua pihak saling melakukan konsultasi, mencari kesamaan, mengesampingkan perbedaan, dan menyerukan keadilan untuk pemerintahan demokratis. ASEAN telah berhasil mempraktikkan demokrasi berbasis konsultasi. Dalam interaksi Tiongkok dengan ASEAN, kami selalu menjunjung tinggi prinsip menangani masalah melalui konsultasi secara damai, memberikan contoh yang baik tentang konsultasi dan kontribusi untuk keuntungan bersama. Kita harus secara aktif menganjurkan konsultasi dan menjadikannya bagian penting dari hubungan internasional yang lebih demokratis.

Kita perlu menjunjung tinggi solidaritas dan kerjasama secara bersama-sama mengatasi tantangan global. COVID-19, cuaca ekstrem, terorisme, inflasi yang meningkat, dan rantai krisis menunjukkan bahwa umat manusia adalah komunitas dengan masa depan dan kepentingan bersama. Bagaimanapun, negara tertentu masih memandang dunia abad ke-21 dengan menentang mentalitas Perang Dingin yang sudah usang. Sangat ingin membentuk kelompok kecil atas nama demokrasi. Ini sebenarnya merendahkan semangat demokrasi, dan memutar kembali roda sejarah manusia. Di era globalisasi ini, pemerintahan yang demokratis sama sekali tidak menciptakan pekarangan kecil dengan batas yang tinggi, yang memisahkan atau memutus rantai pasokan. Juga tidak mengejar proteksionisme atau konfrontasi melalui aliansi. Sebaliknya, pemerintahan demokratis harus menjunjung tinggi perdagangan bebas, memperkuat konektivitas, mencari keuntungan bersama dan hasil yang saling menguntungkan, dan menjadikan globalisasi lebih adil, merata, dan bermanfaat bagi semua orang.

Saat zaman dan peradaban manusia terus maju, makna dan nilai demokrasi yang sebenarnya pada akhirnya akan menang dan terus diperkaya. Sementara Tiongkok mengembangkan dan menyempurnakan demokrasi di dalam negeri, akan dengan teguh menjunjung tinggi prinsip-prinsip hubungan internasional yang lebih demokratis, dan tetap menjadi pembangun perdamaian dunia, sebagai kontributor pembangunan global dan pembela tatanan internasional. Tiongkok mendukung semangat demokrasi sejati dan akan secara bersama-sama dengan negara-negara di seluruh dunia, menciptakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh manusia. Terima kasih! (*) 


Informasi Seputar Tiongkok