Beijing, Bolong.id - Beijing, kota besar pertama di Tiongkok yang berhasil mengurangi jumlah penduduk, telah mempertahankan jumlah penduduk tetapnya di bawah batas 23 juta selama enam tahun berturut-turut sejak 2017.
Dilansir dari 财联社 (30/08/24), menurut laporan tim peneliti Komite Kota Beijing dari Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok, meskipun jumlah penduduk Beijing tetap stabil, distribusinya menjadi lebih seimbang.
Kawasan fungsional inti ibu kota dan distrik perkotaan pusat telah mengalami penurunan jumlah penduduk yang konstan, sementara subpusat kota, kota-kota baru, dan kawasan konservasi ekologi mengalami pertumbuhan penduduk, menurut laporan tersebut.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa pergeseran ini menciptakan struktur populasi yang lebih terdistribusi, dengan proporsi penduduk di enam distrik pusat menurun dari 60 persen pada tahun 2015 menjadi 50 persen pada tahun 2023, sementara pangsa sepuluh distrik pinggiran meningkat.
Beijing juga menonjol karena konsentrasi bakatnya yang tinggi, dengan kepadatan bakat tertinggi di Tiongkok. Tiga perempat dari kumpulan bakat ini terkonsentrasi di enam distrik pusat. Selain itu, harapan hidup kota pada tahun 2020 mencapai 82,49 tahun, yang 4,56 tahun lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Tim peneliti menekankan bahwa Beijing harus melanjutkan pendekatan gandanya untuk meringankan beban daerah-daerah yang terbebani sambil mendukung daerah-daerah yang sedang berkembang. Koordinasi antara distrik-distrik perkotaan pusat dan kota-kota baru serta integrasi dalam wilayah Beijing-Tianjin-Hebei sangat penting.
Gu Shuzhong, seorang peneliti di Pusat Penelitian Pembangunan Dewan Negara, menyarankan bahwa mencapai distribusi yang seimbang antara area kerja dan perumahan di seluruh kota sangat penting, dan kota harus secara tertib merelokasi universitas-universitas kota dan perusahaan-perusahaan milik negara dari distrik-distrik pusat ke daerah-daerah pinggiran. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
