Lama Baca 3 Menit

Pusat Produksi Obat Tradisional Tiongkok Sedang Penuhi Permintaan Domestik dan Luar Negeri

04 April 2020, 15:51 WIB

Pusat Produksi Obat Tradisional Tiongkok Sedang Penuhi Permintaan Domestik dan Luar Negeri-Image-1

Para Petugas Saat Memproduksi Obat Tradisional Tiongkok - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Sejak dimulainya kembali pekerjaan mereka pada tanggal 6 Februari 2020, apoteker dari Pusat Produksi Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok di Shandong, telah bekerja secara lembur di bengkel produksi selama dua bulan berturut-turut untuk memastikan kebutuhan perlawanan Tiongkok dengan COVID 19, bahkan mereka juga turut membantu penanganan anti-pandemi di luar negeri.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Provinsi Shandong dan Komisi Kesehatan dan Keselamatan Provinsi Shandong, merilis sebuah pemberitahuan pada awal bulan Februari tahun ini, yang isinya mengatakan bahwa Pusat Produksi Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Shandong dalam masa penanganan dan pencegahan pandemi ini dapat secara mandiri memproduksi 4 obat tradisional Tiongkok yang digunakan dalam resep obat perawatan pasien corona di rumah sakit; yaitu Feidening Heji, kapsul Yinchai Ganmao, kapsul Guichai Sanhan, dan kapsul Jinchai Qingre. 

Ma Chuanjiang, direktur Departemen farmasi, Rumah Sakit Medis Tradisional Tiongkok Provinsi Shandong, mengatakan, "Sebelum wabah, obat-obatan ini telah digunakan dalam praktek medis yang berlangsung selama beberapa dekade, dengan resep yang diawasi secara ketat, kompatibilitas yang tepat dan efek penyembuhan yang efektif.". Meskipun pusat produksi sebelumnya telah mempersiapkan sejumlah obat buatan sendiri, tetapi dalam menghadapi kebutuhan medis, stoknya masih jauh dari cukup. Sehingga, keempat obat tersebut hanya digunakan dalam institusi medis selama periode pencegahan dan pengendalian pandemi, bukan untuk dipasarkan.  

"Dari awal penyebaran pandemi hingga sekarang, kemanjuran produksi obat buatan sendiri ini tidak hanya diakui di Tiongkok, tetapi juga mencapai garis depan anti-pandemi di Jerman dan Inggris, melalui kelompok sosial dan tim medis.". Namun, karena sistem medis dan latar belakang budaya yang berbeda antara Tiongkok dan Barat, konotasi ilmiah dan standar kualitas obat tradisional Tiongkok belum secara luas diakui dan diterima oleh masyarakat internasional.  

Menurut data yang dirilis oleh Komite Kesehatan dan Keselamatan Tiongkok pada 23 Maret 2020, 91,5% dari kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Tiongkok telah menggunakan obat tradisional Tiongkok dalam penanganannya, dan diantaranya terdapat 61.449 orang atau 90.6% pasien COVID-19 di Hubei yang menggunakan obat tradisional Tiongkok ini. Pengamatan klinis tersebut menunjukkan, tingkat keefektifan obat tradisional Tiongkok adalah lebih dari 90%.