Lama Baca 10 Menit

Teks lengkap Duta Besar China untuk Indonesia di President University (Bagian 2)

04 June 2023, 08:58 WIB

Teks lengkap Duta Besar China untuk Indonesia di President University (Bagian 2)-Image-1
Foto yang diabadikan pada 31 Mei 2023 ini menunjukkan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Republik Indonesia, Lu Kang melakukan interaksi dengan para hadirin setelah menyampaikan pidato di President University. (Sumber: Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia)
 

Dukungan publik dari kedua masyarakat kita semakin kuat. Pertukaran antarmasyarakat, terutama kerja sama dalam fasilitasi perjalanan, pertukaran subnasional, dan pariwisata, telah memperkuat dukungan publik untuk hubungan bilateral kita. "Laporan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan-Perusahaan Tiongkok di Indonesia" pertama secara resmi dirilis pada Oktober lalu, yang mencerminkan bahwa ketulusan perusahaan-perusahaan Tiongkok dalam memikul tanggung jawab sosial, memberikan manfaat bagi masyarakat, dan mengupayakan pembangunan bersama telah semakin dipahami, dirasakan, dan diakui oleh masyarakat Indonesia. Menurut "Laporan Survei Citra Global Perusahaan Tiongkok 2022" yang dirilis bersama oleh Kantar dan wadah pemikir lainnya, kesan positif responden Indonesia terhadap perusahaan Tiongkok secara keseluruhan meningkat 9 persen pada tahun lalu, yang merupakan angka tertinggi di antara 12 negara yang disurvei.

Para hadirin sekalian,

Banyak rekan-rekan di Indonesia, terutama kaum muda, mengikuti perkembangan Tiongkok dengan cermat. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa ekonomi Tiongkok akan terus meningkat. Kerja sama jangka panjang dengan Tiongkok pasti akan membawa peluang yang semakin besar. Ekonomi global sedang lesu dalam tiga tahun terakhir. Namun, Tiongkok mencatat tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 4,5 persen, salah satu yang tercepat di dunia. Dalam satu dasawarsa terakhir, Tiongkok menyumbang 38,6 persen bagi pertumbuhan global, melampaui negara-negara G7 secara keseluruhan. Pada 2023, ketika Tiongkok terbebas dari COVID-19, ekonominya pulih dengan lebih cepat. IMF, WTO, dan OECD menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun ini. Menurut proyeksi Morgan Stanley, Tiongkok akan berkontribusi lebih dari 40 persen bagi pertumbuhan global pada 2023.

Pada kuartal pertama tahun ini, ekonomi Tiongkok telah menunjukkan momentum pemulihan yang kuat. Tingkat pertumbuhan mencapai 4,5 persen. Indikator-indikator utama terus mengalami peningkatan. Entitas pasar lebih bersemangat. Ekspektasi telah menguat secara signifikan. Data jangka pendek menunjukkan bahwa ekonomi Tiongkok akan tumbuh lebih cepat pada kuartal kedua. Rekan-rekan dari BCA dan Mandiri mengatakan kepada kolega saya di Kedutaan bahwa mereka menaikkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini karena mereka optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Kami yakin dapat mencapai pertumbuhan 5 persen pada tahun ini, lebih cepat dari kebanyakan perekonomian besar lainnya.

Para hadirin sekalian,

Saya juga ingin menyinggung tiga isu yang cenderung digembar-gemborkan oleh beberapa media mengenai Tiongkok. Isu-isu tersebut antara lain "jebakan utang", isu-isu agama, dan demokrasi.

Pertama, "jebakan utang". Apa yang disebut sebagai "jebakan utang" Tiongkok, yang dikarang oleh pemerintah Barat tertentu, sering menjadi tajuk utama di beberapa media. Namun faktanya, dari sejarah kita dapat menemukan bahwa "jebakan utang", jika memang ada, justru berasal dari negara-negara Barat sendiri. Pada 1875, penjajah Barat menggunakan utang untuk merebut kepemilikan Terusan Suez dari Mesir Muslim. Selama krisis utang Amerika Latin pada 1980 dan krisis keuangan Asia pada 1997, beberapa negara Barat tertentu menyita banyak aset berkualitas melalui restrukturisasi utang. Bagaimana dengan Tiongkok? Sejak berdiri pada 1949, tidak peduli betapa sulitnya kami, Tiongkok memberikan pinjaman dan dana dalam jumlah besar kepada negara-negara berkembang saudara kami, tanpa pamrih politik. Selama lebih dari 70 tahun, tidak pernah ada satu kasus pun di mana Tiongkok menggunakan utang untuk mencuri kepentingan negara lain. Fakta telah membuktikannya.

Selain itu, tidak peduli seberapa menariknya artikel-artikel di beberapa media, fakta dan angka tidak berbohong. Lembaga keuangan multilateral dan pemberi pinjaman komersial merupakan kreditur bagi lebih dari 80 persen total utang negara-negara berkembang, dan tingkat bunga rata-rata mereka sekitar dua kali lipat dari pinjaman Tiongkok. Mereka adalah kreditur terbesar. Mereka merupakan sumber utama tekanan utang. Tiongkok tetap berkomitmen untuk meringankan kesulitan negara-negara terkait, dan telah memberikan kontribusi terbesar pada Inisiatif Penangguhan Utang G20. Menurut Universitas Johns Hopkins, Tiongkok hanya memegang 30 persen dari seluruh utang pemerintah, tetapi telah menanggung 63 persen dari keringanan utang global.

Ketertinggalan dalam pembangunan adalah "jebakan" yang sesungguhnya. Inilah contoh yang paling relevan. Tahun lalu, Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo menyaksikan keberhasilan uji coba pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Ini merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan di Asia Tenggara. Kita tidak perlu menunggu lama sampai kereta cepat ini beroperasi secara komersial. Ketika Anda menaiki kereta peluru ini menuju Bandung dan menikmati perjalanannya, Anda akan menyadari apakah ini sebuah "jebakan" atau kemajuan.

Dibandingkan beberapa negara lain, kami warga Tiongkok mungkin lebih banyak bertindak daripada berbicara. Mungkin hal inilah yang perlu kita sebut.

Kedua, isu agama. Islam memainkan peran penting dalam hubungan Tiongkok-Indonesia. Tiongkok sangat mementingkan pertukaran yang lebih mendalam dengan kelompok-kelompok Islam di Indonesia. Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang mengunjungi Masjid Istiqlal dalam kunjungannya ke Indonesia pada Februari lalu. Saya belajar banyak dengan mengunjungi Institut Al-Tsaqafah dan menerima penjelasan dari Profesor Saeed tentang kontribusi besar yang diberikan oleh warga Muslim Tiongkok terhadap "Islam di Kepulauan Indonesia".

Saya juga memperhatikan bahwa karena disesatkan oleh kekuatan-kekuatan dari luar, beberapa Muslim Indonesia memiliki persepsi yang keliru mengenai Xinjiang di Tiongkok, serta kebijakan etnis dan keagamaan kami. Faktanya, warga Muslim Tiongkok menikmati kebebasan beragama yang dijamin oleh hukum kami, dan memiliki hak yang sama seperti warga Muslim Indonesia untuk beribadah, berpuasa, dan menunaikan ibadah haji. Beberapa politisi Barat menuduh Tiongkok melakukan apa yang disebut sebagai "genosida" terhadap etnis Uighur di Xinjiang. Namun, faktanya adalah bahwa selama 60 tahun terakhir, populasi Uighur di Xinjiang telah berkembang dari 2,2 juta menjadi sekitar 12 juta, tingkat pertumbuhan yang melampaui rata-rata pertumbuhan global. Apakah ada "genosida" seperti ini? Apa yang disebut sebagai isu Xinjiang dikarang oleh pemerintah-pemerintah Barat tertentu untuk menghambat pembangunan Tiongkok, dan menebarkan perselisihan antara Tiongkok dan dunia Islam. Al-Qur'an mengajarkan bahwa hati manusia digunakan untuk berpikir, mata untuk melihat, dan telinga untuk mendengar. Hanya dengan mendengar, mengamati, dan berpikirlah seseorang dapat mengetahui kebenarannya.

Ketiga, tentang demokrasi. Ada kekuatan-kekuatan yang menggembar-gemborkan apa yang disebut "demokrasi versus otoritarianisme", yang menyulut konfrontasi ideologis. Mereka bahkan mengorganisasi apa yang disebut "KTT untuk demokrasi", mengundang beberapa pihak tetapi tidak melibatkan pihak-pihak lainnya. Apakah demokrasi itu? Demokrasi adalah tentang apakah rakyat merasa puas. Rakyat di setiap negaralah yang memiliki keputusan akhir tentang demokrasi di negara mereka, bukan orang luar, bukan segelintir negara sombong yang selalu berasumsi bahwa mereka berhak untuk mendikte dunia. Ada berbagai cara menuju demokrasi. Tidak ada pendekatan yang cocok untuk semua. Tidaklah demokratis jika seseorang menilai berbagai sistem politik dengan satu tolok ukur dan melihat budaya politik yang beragam secara hitam-putih. Saya menghargai apa yang pernah dikatakan oleh Presiden Joko Widodo: Demokrasi tidak boleh digunakan sebagai alat politik untuk menekan negara lain.

CPC tetap berkomitmen pada misi pendiriannya. CPC selalu mengutamakan masyarakat, dan melayani masyarakat dengan sepenuh hati. Tiongkok menjalankan proses demokrasi yang melibatkan seluruh rakyat dalam seluruh prosesnya. Rakyat memiliki hak untuk memilih dan berpartisipasi dalam tata kelola nasional. Setiap pengambilan keputusan besar dan isu apa pun yang menyangkut kepentingan rakyat harus melalui musyawarah yang luas. Dengan demikian, keputusan dibuat melalui konsensus atau kesepakatan umum untuk mencerminkan kehendak rakyat dan melayani kepentingan rakyat. Sebagian besar masalah dan konflik kepentingan telah diselesaikan dan saran-saran telah diterima dalam konsultasi sebelumnya. Sebagai hasilnya, implementasi kebijakan menjadi lebih mudah. Menurut Universitas Harvard, kepuasan masyarakat Tiongkok terhadap pemerintah mereka lebih dari 90 persen selama bertahun-tahun.

Para hadirin sekalian,

Baru-baru ini, Presiden Xi Jinping mengusulkan Inisiatif Peradaban Global, yang menganjurkan rasa hormat terhadap keragaman peradaban-peradaban di dunia dan nilai kemanusiaan yang sama. Inisiatif tersebut bergaung di seluruh komunitas internasional. Benih-benih persahabatan kemungkinan besar bertunas di hati kaum muda. Kami masyarakat Tiongkok mengatakan bahwa sebuah negara akan menjadi kuat ketika kaum mudanya kuat. Pemerintah Tiongkok mendorong anak-anak muda Tiongkok untuk belajar di Indonesia dan sebaliknya. Saya senang melihat bahwa President University berkomitmen meningkatkan pertukaran pemuda antara kedua negara. Hal ini mencerminkan strategi dan visi internasional dari universitas ini. Semoga para pemuda kita akan melakukan yang terbaik guna memenuhi misi luhur dalam mendorong persahabatan dan kerja sama bilateral, sehingga dapat memberikan kontribusi baru bagi pertukaran antarbudaya dan pembelajaran timbal balik, serta perdamaian dan pembangunan dunia.

Para hadirin sekalian,

Tahun ini menandai peringatan 10 tahun kemitraan Strategis Komprehensif Tiongkok-Indonesia dan "Jalur Sutra Maritim Abad ke-21" yang diusulkan oleh Presiden Xi Jinping di Indonesia. Kami sangat senang dengan hasil kerja sama bilateral yang telah dicapai. Terlebih lagi, kami sangat yakin akan potensi besar dan masa depannya yang menjanjikan. Mari kita bergandengan tangan untuk memperluas kerja sama yang saling menguntungkan dan kepentingan bersama, menciptakan komunitas Tiongkok-Indonesia dengan masa depan bersama yang lebih substantif, serta memberikan lebih banyak manfaat bagi kedua bangsa kita.

 Terima kasih. Selesai.