Lama Baca 4 Menit

Sejarah Laksamana Cheng Ho yang Masuk Indonesia

25 March 2023, 12:53 WIB

Sejarah Laksamana Cheng Ho yang Masuk Indonesia-Image-1

Jakarta, Bolong.id - Zheng He (juga dikenal sebagai Cheng Ho) lahir di  Kabupaten Jinning, Kota Kunming Provinsi Yunnan pada tahun 1371, tahun keempat periode pemerintahan Hongwu (1368-1398) dari Dinasti Ming. 

Dia awalnya bermarga Ma, dan kemudian dikenal sebagai San Bao (Tiga Harta Karun). Laksamana Cheng Ho merupakan kasim muslim, yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle, kaisar ketiga Dinasti Ming. 

Dikutip dari jurnal yang ditulis Sumanto al-Qurtuby berjudul "The Tao of Islam; Cheng Ho and the Legacy of Chinese Muslims in PreModern Java" kedatangan masyarakat Tionghoa ke Indonesia diperkirakan sudah terjadi sebelum abad ke-6. Termasuk peran Cheng Ho dalam penyebaran Islam di Indonesia.

Dilansir dari China.org.cn, Keahlian militer yang diperoleh Zheng He di lapangan bersama Zhu Di semakin mengembangkan kemampuannya. 

Setelah Zhu Di menjadi kaisar, dia memutuskan untuk melakukan penjelajahan laut yang luas di sebelah barat Cina. 

Sebagai pengakuan atas kemampuan luar biasa dan pengabdian setia Zheng He, kaisar memilihnya dari antara penasihatnya yang paling tepercaya sebagai komandan yang ideal untuk pelayaran besar ke arah barat. 

Cheng Ho diperintahkan untuk menjelajah pada tahun 1400-an ke 37 negara, termasuk Indonesia.

Sampai akhirnya, Haji Ma Huan yang turut menemani ekspedisi Laksamana Cheng Ho menulis laporan mengenai keberadaan mereka. Dalam laporannya, Ma Huan menulis bahwa terdapat masyarakat muslim Tionghoa yang datang ke Jawa.

Zheng He sendiri sebelum melakukan penjelajahan telah dibesarkan sebagai seorang Muslim, Zheng He mulai mempelajari ajaran Islam sejak usia dini. 

Baik ayah maupun kakek Zheng He pernah menunaikan ibadah haji ke Mekkah, dan sangat akrab dengan negeri-negeri yang jauh. 

Di bawah pengaruh ayah dan kakeknya, Zheng He muda mengembangkan rasa ingin tahu yang besar tentang dunia luar. Karakter langsung ayah Zheng He dan sifat altruistik juga membuat kesan abadi pada bocah itu.

Zheng He ditangkap oleh pasukan Dinasti Ming selama pembersihan militer mereka terhadap sisa-sisa Dinasti Yuan (1279-1368) di Yunnan, sekitar tahun 1381. Dia dibawa ke Nanjing, di mana dia dikebiri dan masuk ke dinas kekaisaran. 

Dia kemudian dikirim ke Beiping (sekarang Beijing) untuk melayani di istana Zhu Di, Pangeran Yan, putra keempat dari kaisar pendiri Dinasti Ming.

Zheng He Sudah Dewasa

Selama masa Zheng He di istana, kecemerlangan dan kesetiaannya memenangkan kepercayaan Zhu Di. 

Akibatnya, sang pangeran memilih Zheng He untuk melayani sebagai pengawal pribadinya selama pencariannya untuk menjadi kaisar. 

Selama periode inilah kejeniusan dan kemampuan kepemimpinan Zheng He menjadi nyata. Selama empat tahun, Zheng He bertempur di pihak Pangeran Zhu Di, menemaninya dalam kampanye dan pertempuran yang tak terhitung jumlahnya di seluruh Tiongkok. 

Mengumpulkan satu demi satu kemenangan, Zheng He berperan penting dalam perebutan kekuasaan kekaisaran oleh Zhu Di.

Setelah Zhu Di naik tahta sebagai Kaisar Yongle (1403-1424), dia mempromosikan banyak perwira/pejabat militer dan sipil yang telah mendukungnya. Di antara mereka adalah pejabat kasim Zheng He. 

Pada tahun 1404, Zhu Di mengubah nama keluarga Zheng He dari Ma menjadi Zheng sebagai kehormatan kekaisaran, dan mengangkatnya menjadi Kasim Agung. Zheng He juga kemudian dikenal sebagai Kasim Tiga Harta Karun.(*)

Informasi Seputar Tiongkok