Beijing, Bolong.id - Selama Periode Musim Semi dan Musim Gugur, Negara Wu mengirim pasukan menyerang Negara Bagian Yue. Raja Wu terluka parah dan meninggal tak lama kemudian.
Dilansir dari China.org.cn. putranya, Fu Chai menjadi raja baru Wu, dan dia bersumpah untuk membalaskan dendam ayahnya.
Jadi dia dengan ketat melatih tentaranya menjadi pasukan yang sangat kuat.
Tiga tahun kemudian, dia melancarkan perang melawan Negara Bagian Yue, menangkap Raja Gou Jian, dan membawanya kembali ke Negara Bagian Wu.
Fu meminta Gou untuk tinggal di rumah batu yang kumuh di dekat makam ayahnya dan memerintahkan Gou untuk memelihara kuda untuknya.
Gou berpura-pura setia pada Fu, tapi pikirannya dipenuhi dendam. Beberapa tahun kemudian, dia dibebaskan.
Gou kembali ke negaranya, tapi Gou diam-diam mengumpulkan kekuatan militer. Untuk membuat dirinya lebih tangguh, dia tidur di dekat kayu bakar. Tujuannya, melatih diri pada kondisi tidak enak, agar kuat. Dia juga makan empedu hewan yang pahit.
Pada saat yang sama, ia mengembangkan pertanian, memperkuat pendidikan, dan mengatur negaranya dengan sepenuh hati.
Negaranya menjadi kuat dalam beberapa tahun.
Kemudian Gou mengambil kesempatan yang menguntungkan untuk menghabisi Negara Wu.
Belakangan, orang menggunakan frasa tersebut untuk menggambarkan seseorang yang menanggung kesulitan yang dipaksakan sendiri untuk memperkuat tekadnya untuk mencapai ambisinya.(*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement