Beijing, Bolong.id - Volume perdagangan makanan Tiongkok dengan negara-negara Belt and Road Initiative (BRI) 553,82 miliar Yuan ($76,10 miliar) selama delapan bulan 2023 ini.
Dilansir dari Global Times (15/09/2023). Itu naik 10,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan meningkat 162 persen dibandingkan dengan tahun 2013.
Itu diumumkan di pertemuan yang dihadiri 100 perwakilan dan pejabat dari lebih dari 20 negara BRI.
BRI menciptakan platform baru kerjasama internasional dan tata kelola dalam keamanan pangan di antara negara-negara yang berpartisipasi dalam BRI.
Pertemuan ini mengadopsi inisiatif kerja sama keamanan pangan BRI untuk memperdalam kerja sama pragmatis, berbagi pengalaman pengawasan, dan mendorong pembentukan aturan dan standar internasional yang ilmiah dan rasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, departemen bea cukai China telah secara aktif berkolaborasi dengan negara-negara BRI untuk meningkatkan tata kelola keamanan pangan, dan kerja sama telah diperluas dan didiversifikasi.
Hingga Juni tahun ini, China telah menandatangani lebih dari 200 perjanjian kerja sama terkait Inisiatif Sabuk dan Jalan dengan 152 negara dan 32 organisasi internasional, yang mengarah pada peningkatan yang signifikan dalam variasi dan volume perdagangan makanan, kata Lü Weihong, wakil kepala Administrasi Umum Bea Cukai, pada pertemuan tersebut.
Selama dekade terakhir, China telah menjalin kerja sama pemeriksaan bea cukai dan karantina dengan 171 negara dan wilayah, menandatangani hampir 400 perjanjian kerja sama internasional tentang akses produk pertanian dan makanan, kata Lü.
Sebagai hasil dari kerja sama yang lebih erat antara otoritas bea cukai, semakin banyak makanan unik dan khas dari negara-negara BRI yang memasuki pasar Tiongkok.
Konselor Komersial Kedutaan Besar Rwanda di Cina Samuel Abikunda mengatakan bahwa produk-produk dari Rwanda, seperti kopi, teh, dan sambal kering, telah berhasil memasuki pasar Cina dan disambut hangat oleh konsumen Cina.
Ia mengatakan bahwa madu Rwanda dan produk lainnya sedang mengajukan permohonan akses pasar, dan ia optimis produk-produk tersebut akan segera tersedia bagi konsumen Tiongkok.
Menteri Pertanian, Perikanan dan Sumber Daya Air Oman, Saud bin Hamood Al Habsi, mengatakan bahwa Oman dan China telah menandatangani nota kesepahaman tentang ekspor produk akuatik, yang akan memperkuat kerja sama bisnis antara Oman dan perusahaan-perusahaan China.
Ia percaya bahwa konferensi ini akan mendorong lebih banyak negara untuk berpartisipasi dalam diskusi tentang keamanan dan kualitas makanan, yang sangat penting untuk perdagangan internasional.
Pada tahun 2022, perdagangan produk makanan China dengan negara-negara BRI mencapai 786,31 miliar yuan, naik 135,3 persen dibandingkan tahun 2013.(*)
Informasi Seputar Tiongkok