Lama Baca 6 Menit

Forum Shanghai Tekankan Globalisasi Inklusif

31 October 2023, 21:04 WIB

Forum Shanghai Tekankan Globalisasi Inklusif-Image-1
Shanghai Forum 2023 yang berlangsung selama tiga hari ini diselenggarakan di Shanghai International Convention Center di Pudong New Area.

Shanghai, Bolong.id - Forum Shanghai 2023 diselenggarakan akhir pekan lalu, diikuti 500 profesional dan intelektual dari seluruh dunia. 

Dilansir dari Shanghai Daily (30/10/2023). Dalam pidato utamanya, Cui Tiankai, Mantan Duta Besar Tiongkok untuk Amerika Serikat, mengatakan globalisasi harus bermanfaat bagi seluruh dunia dan harus benar-benar inklusif.

Dikatakan bahwa inklusivitas yang sejati harus didasarkan pada perlakuan yang adil dan saling menghormati di antara berbagai negara dan budaya, kesadaran akan keragaman dunia, menghormati keputusan negara berdasarkan keadaan unik mereka, belajar dari satu sama lain, dan kemakmuran bersama.

Forum Shanghai Tekankan Globalisasi Inklusif-Image-2
Mantan duta besar Tiongkok untuk AS, Cui Tiankai, mengatakan bahwa "globalisasi" harus dibangun di atas, berorientasi pada, dan bermanfaat bagi dunia, dan harus benar-benar inklusif.

James Steinberg, mantan wakil Menteri Luar Negeri AS dan dekan School of Advanced International Studies Johns Hopkins University, mengatakan bahwa pembangunan dunia membutuhkan partisipasi dari semua negara.

Dilanjut, AS serta Tiongkok harus bekerjasama dalam isu-isu yang menjadi kepentingan bersama, terutama yang mengharuskan kedua negara untuk memainkan peran utama, seperti perubahan iklim, kesehatan global dan isu-isu energi. 

Ia juga menyatakan bahwa kedua negara harus mengelola hubungan bilateral dengan baik dan meningkatkan pertukaran antar masyarakat.

Forum Shanghai Tekankan Globalisasi Inklusif-Image-3
James Steinberg, mantan wakil menteri luar negeri Amerika Serikat dan dekan School of Advanced International Studies, Johns Hopkins University, percaya bahwa semua negara harus berpartisipasi dalam pembangunan global.

Takehiko Nakao, mantan presiden Bank Pembangunan Asia dan ketua Institut di Mizuho Research & Technologies Ltd, menyampaikan beberapa saran untuk pembangunan ekonomi dan sosial Tiongkok berdasarkan pelajaran yang dipetik dari ekonomi pasca gelembung Jepang.

Dikatakan bahwa Tiongkok telah menjadi salah satu negara paling inovatif di dunia, dengan jumlah peneliti yang terus bertambah dan pertumbuhan yang signifikan dalam kekuatan total penelitian ilmiah. 

Untuk mempertahankan stabilitas ekonomi dan sosial jangka panjang, ia mendesak agar Tiongkok mengejar kebijakan ekonomi makro yang ekspansif, membangun sistem perdagangan dan investasi yang terbuka, meningkatkan hubungan luar negeri yang baik, serta memperkuat komunikasi dan rasa saling percaya dengan negara-negara lain.

Forum Shanghai Tekankan Globalisasi Inklusif-Image-4
Takehiko Nakao, mantan presiden Bank Pembangunan Asia dan ketua Institut di Mizuho Research & Technologies Ltd, menyarankan agar RRT belajar dari ekonomi pasca bubble Jepang.

Amr Ezzat Salama, mantan menteri pendidikan tinggi, penelitian ilmiah dan teknologi Mesir dan sekretaris jenderal Asosiasi Universitas Arab, mengatakan bahwa globalisasi telah menciptakan peluang untuk pertukaran dan kerjasama, menekankan pentingnya pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. 

Prioritas harus diberikan pada investasi di bidang penelitian dan pengembangan, membangun sistem untuk berbagi pengetahuan dan transfer teknologi, serta menumbuhkan budaya kerja sama dan inklusi.

Beliau juga menyatakan bahwa negara-negara Arab harus merangkul keragaman, memperkuat integrasi regional, meningkatkan investasi dalam pendidikan dan inovasi, mendorong diversifikasi ekonomi, memperkuat pertukaran diplomatik dan antar masyarakat, memprioritaskan pembangunan sosial, dan menjaga identitas budaya.

Forum Shanghai Tekankan Globalisasi Inklusif-Image-5
Amr Ezzat Salama, mantan menteri pendidikan tinggi, penelitian ilmiah dan teknologi Mesir, serta sekretaris jenderal Asosiasi Universitas Arab, menyoroti pentingnya pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Dalam sebuah pesan video, Pascal Lamy, mantan direktur jenderal Organisasi Perdagangan Dunia, mengatakan bahwa semua negara harus melawan tren nasionalisme ekonomi, yang menurutnya akan merugikan negara-negara berkembang secara tidak proporsional. 

Hal ini sangat penting untuk mengatasi hambatan perdagangan baru yang dihasilkan dari perkembangan yang luar biasa. 

Sementara Uni Eropa dan Tiongkok harus membentuk lebih banyak kemitraan untuk menyelesaikan masalah seperti perdagangan, langkah-langkah terkait iklim dan integrasi digital.

Forum Shanghai Tekankan Globalisasi Inklusif-Image-6
Pascal Lamy, mantan direktur jenderal Organisasi Perdagangan Dunia, menyampaikan sebuah pidato melalui video.

Konferensi tiga hari ini juga mencakup lima subforum, 18 diskusi panel, dan enam diskusi meja bundar tentang berbagai isu mulai dari geopolitik dan ekonomi internasional hingga perubahan iklim dan transisi rendah karbon, pembangunan dan tata kelola global, serta keamanan dan keterbukaan digital.

Lebih dari 20 laporan dirilis selama forum berlangsung.

Acara tahunan yang disponsori oleh Universitas Fudan dan Korea Foundation for Advanced Studies ini dimulai pada tahun 2005 dengan tujuan untuk menciptakan platform komunikasi di antara para intelektual dari bidang politik, komersial, dan akademis, serta memberikan saran untuk tata kelola global, pembangunan regional, dan isu-isu lainnya.

Sejak tahun 2005, forum ini telah menjadi tuan rumah bagi lebih dari 10.000 pembicara.

Forum Shanghai Tekankan Globalisasi Inklusif-Image-7
The forum included five sub-forums, 18 panel discussions and six round-table meetings.