Lama Baca 3 Menit

Marko Andersen, Pilot Keturunan Tionghoa Andalan TNI AU

20 November 2020, 17:53 WIB

Marko Andersen, Pilot Keturunan Tionghoa Andalan TNI AU-Image-1

Pilot Marko Andersen Sasmita - Image from twimg.com

Jakarta, Bolong.id -Marko Andersen Sasmita pria keturunan Tionghoa asal Jakarta, terpilih menjadi salah satu pilot untuk menerbangkan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Sejak duduk di bangku SMA Marko sudah bercita-cita sebagai pilot. Semangat dan kerja kerasnya menjadikan ia salah satu Pilot Tempur Andalan TNI AU.

Mengingat masalalu, Marko tidak ragu meskipun ia keturunan Tionghoa, karena tekadnya yang kuat untuk menjadi seorang pilot, akhirnya Marko lolos seleksi dan menjadi taruna Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2008 dan lulus di tahun 2012.

"Sewaktu taruna, dia pernah menjadi Kepala Sekretariat Wing Korps Karbol dan kami biasa panggil dia Acong," kenang Lettu Pas Kholik Maulana, teman seangkatan Marko.

Dilansir dari Riau Online, dari wisudawan AAU 2012, Marko menjadi satu dari delapan perwira muda yang terpilih masuk skadron tempur. Setidaknya saat ini, sudah memilki 100 lebih jam terbang di pesawat F-16.

"Saya bangga bisa menjadi penerbang tempur F-16. Kami latihan terbang di F-16C/D, karena di Pekanbaru kami pakai yang A/B," ujar Marko.

Sebelumnya Marko ditempatkan di Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak yang mengawaki pesawat BAE Hawk 109/209. Seiring meningkatnya kebutuhan penerbang di Skadron 16 dan Skadron 3 pasca pembelian 24 pesawat F-16C/D, ia pun terpillih untuk menjalani konversi ke pesawat supersonik itu.

Saat ini Marko adalah satu-satunya Tentara di keluarga besanya. Namun, Ia sangat bersyukur karena mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya untuk menggapai cita-citanya sejak SMA itu.

Kedepannya Marko berharap agar TNI AU semakin maju dan kuat dalam menjaga wilayah kedaulatan NKRI.

Di lingkungan skadron tempur TNI AU, bisa dibilang Marko adalah penerbang kedua dari keturunan Tionghoa. Sebelumnya, di tahun 1960-an, predikat itu dipecahkan oleh Marsda (Pur) Rudi “Tarantula” Taran.

Rudi Taran adalah penerbang pesawat MiG-21 Fishbed yang kemudian menjadi komandan Wing 300 Buru Sergap.

Menurut catatan Iwan "Ong" Santosa, setidaknya ada 1.000 orang keturunan Tionghoa bertugas di TNI pada masa pasca kemerdekaan.

Iwan adalah wartawan kompas yang banyak menulis tentang kiprah keturunan Tionghoa dalam sejarah Indonesia.

"Namun, memang peran peranakan Tionghoa menurun drastis pasca 1960-an" ujarnya.

Kiranya, Profil Lettu Pnb Marko Andersen dapat membangun kesadaran masyarakat Indonesia tentang Hak dan Kewajiban setiap warga negara yang berhak ikut serta dalam upaya bela negara tanpa melihat etnis atau ras apapun. (*)