Beijing, Bolong.id - "Meskipun terpisah bermil-mil jauhnya, kita akan berbagi keindahan yang ditunjukkan bulan," guru kaligrafi China Jin Jin mengajarkan murid-muridnya untuk menulis baris puisi kuno ini pada sebuah hiasan saat Festival Pertengahan Musim Gugur mendekat.
Dilansir dari 人民网, pesona festival Tiongkok kuno telah menginspirasi desain produk budaya dan menarik lebih banyak orang untuk menghargai esensi budaya tradisional melalui produk ini.
"Pada festival tradisional seperti Festival Pertengahan Musim Gugur, saya sering membimbing murid-murid saya dalam menciptakan produk-produk budaya dan mempelajari cerita-cerita relevan di baliknya," kata Jin, yang baru-baru ini menyelenggarakan sejumlah kegiatan bertema Festival Pertengahan Musim Gugur dan mendekorasi ulang kelasnya agar sesuai dengan tema tersebut.
Menjelang festival, museum-museum besar telah meluncurkan skema promosi untuk produk bertema kue bulan dan mencapai angka penjualan yang mengesankan.
Studio produk budaya dan kreatif Museum Istana, misalnya, sejauh ini telah menjual lebih dari 10.000 eksemplar hiasan berbentuk kue bulan di toko utama Taobao.
Desain ornamen ini memadukan inovasi dan makna budaya. Saat penutup salah satu "kue bulan" dibuka, terdapat seekor kelinci lucu di dalamnya, yang melambangkan kelinci giok, hewan peliharaan Dewi Bulan dalam mitos Tiongkok kuno.
Sebuah perusahaan produksi pakaian dan kerajinan di Suzhou, China timur, memadukan teknik kancing simpul, warisan budaya takbenda China, dengan osmanthus, untuk menciptakan kerajinan tangan yang unik.
"Respons pasar terhadap produk ini cukup baik, dan banyak orang menunjukkan rasa suka mereka di media sosial. Makna budayanya tentu menambah nilai jualnya saat diberikan sebagai hadiah," kata Zhu Dongyua, spesialis promosi perusahaan tersebut.
Meningkatnya penjualan menyoroti daya tarik abadi festival tradisional Tiongkok, memberikan para pencinta budaya peluang baru untuk merayakan tradisi Festival Pertengahan Musim Gugur dan mencari akar budayanya.
Setelah menyelesaikan produk budaya dengan kaligrafi, Jin akan menyampaikan kepada murid-muridnya makna dari puisi-puisi kuno tersebut dan harapan-harapan terbaik untuk reuni di baliknya.
Budaya tradisional bergema melintasi waktu dan ruang, kata Jin. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
