Vaksin ASF yang Dikembangkan Tiongkok Terbukti Efektif - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Vaksin yang dikembangkan Tiongkok untuk melindungi babi dari African Swine Fever (ASF) akan segera memasuki tahap uji klinis dan produksi massal setelah tes sebelumnya terbukti efektif.
Dikembangkan oleh Harbin Veterinary Research Institute (HVRI) di bawah Chinese Academy of Agricultural Sciences (CAAS), vaksin ASF telah menunjukkan hasil positif dalam tes sebelumnya yang telah diujikan pada 3.000 babi dan diharapkan dapat diperluas ke tahap uji klinis, ungkap Kementerian Urusan Pertanian dan Pedesaan pada hari Selasa (18/8/2020).
Pertama kali didiagnosis di Kenya pada tahun 1921 dan sekarang menyebar ke banyak negara, ASF adalah penyakit virus yang sangat menular yang hanya menginfeksi babi. Epidemi ini lazim di Tiongkok pada 2018 dan 2019 dan menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup signifikan.
Tang Huajun (唐华俊) selaku Rektor CAAS menjelaskan bahwa uji coba vaksin mencakup sekitar 3.000 babi dari Provinsi Heilongjiang di Tiongkok timur laut, Provinsi Henan di Tiongkok tengah dan Daerah Otonomi Xinjiang Uighur di Tiongkok barat laut, dilansir dari ecns.cn.
Ia juga menambahkan bahwa babi yang divaksinasi dalam kondisi baik dan tidak memiliki efek samping klinis yang jelas, dan tidak ada perubahan patologis yang terlihat pada babi yang diimunisasi. Ketika babi yang diimunisasi diberi suntikan virus yang kuat di laboratorium, tingkat perlindungan kekebalan dari kelompok yang diinokulasi pada dosis berbeda semuanya di atas 80 persen. Pada pengujian sebelumnya, anak babi dan induk diberi vaksin 10 kali dan 100 kali dosis imunisasi, kemudian diamati selama 20 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa babi yang divaksinasi tidak memiliki gejala klinis abnormal atau kerusakan patologis.
Pihak kementerian juga menjelaskan, tidak ada penularan virus yang ditemukan di antara babi yang divaksinasi, babi betina dapat berkembang biak secara normal, dan tidak terjadi keguguran. Induk bunting yang divaksinasi juga melahirkan secara normal.
Dengan tidak adanya vaksin yang efektif untuk melawan virus ASF, peternakan babi dan rumah jagal terutama mengandalkan disinfeksi lingkungan dan melakukan perawatan bebas bahaya pada kemungkinan barang yang terkontaminasi seperti makanan ternak, rumah babi dan kendaraan yang mengangkut babi. Virus ini terutama menyebar melalui kontak dengan babi yang terinfeksi virus ASF atau sesuatu yang terkontaminasi virus ASF, seperti sisa makanan, pakan, air minum, kandang, tempat tidur, dan peralatan. Saluran pencernaan dan pernapasan adalah saluran infeksi yang paling umum. (*)
Baca Juga:
Akibat Demam Babi Afrika, Eksportir Daging Babi Untung Besar Karena Tiongkok
Tiongkok: Virus Flu Babi G4 Bukan Hal Baru, Tidak Mudah Menginfeksi Manusia
Hebat! Tiongkok Berhasil Transplantasikan Babi pada Monyet
Advertisement