Beijing, Bolong.id - Produsen chip NVIDIA Amerika Serikat, menempatkan raksasa komunikasi Tiongkok Huawei sebagai pemasok nomor satu dalam berbagai kategori seperti kecerdasan buatan.
Informasi tersebut didapatkan dalam dokumen resmi yang diserahkan oleh produsen chip NVIDIA.
Dilansir dari 和平日报 Senin (26/02/24), media Tiongkok memberitakan berita tersebut secara besar-besaran, dengan mengatakan bahwa ini adalah pengakuan Nvidia atas kemajuan Huawei di bidang chip AI.
Menurut Reuters, Nvidia menyatakan dalam pengajuannya ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Rabu (21 Februari) bahwa Huawei memasok chip untuk kecerdasan buatan, seperti unit pemrosesan grafis (GPU) dan unit pemrosesan pusat (CPU).
Nvidia juga menyebut perusahaan Internet Tiongkok Alibaba dan Baidu dalam laporannya dan mencantumkan mereka sebagai pesaing di bidang layanan cloud.
Menurut laporan, rangkaian chip kecerdasan buatan Ascend milik Huawei yang diluncurkan pada tahun 2019 merupakan pesaing utama chip A010 milik Nvidia. Analis memperkirakan bahwa pasar chip kecerdasan buatan Tiongkok bernilai US$7 miliar (S$9,4 miliar).
Liu Qingfeng, pendiri perusahaan teknologi Tiongkok iFlytek, mengatakan pada bulan Agustus tahun lalu bahwa kemampuan GPU Huawei sudah dapat dibandingkan dengan Nvidia A100.
Media Tiongkok melaporkan pada bulan November tahun lalu bahwa Baidu memesan 1.600 chip Ascend 910B, dan Huawei telah mengirimkan enam chip pada bulan Oktober ke dalam chip tersebut.
CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu bahwa Nvidia menyediakan sampel dua chip kecerdasan buatan baru kepada pelanggan untuk pasar Tiongkok.
Dengan latar belakang dampak pembatasan ekspor AS, langkah ini dipandang sebagai upaya Nvidia untuk mempertahankan posisi dominannya di pasar Tiongkok.
Media Tiongkok memberitakan bahwa Nvidia mencantumkan Huawei sebagai pesaing utamanya.The Global Times menerbitkan editorial pada Sabtu (24) yang mengatakan bahwa langkah Nvidia dapat dilihat sebagai pengakuan atas kemajuan Huawei di bidang chip AI.
Editorial tersebut juga mengatakan bahwa sebagai korban kebijakan pengendalian ekspor AS, Nvidia harus terus bersatu dengan perusahaan teknologi AS lainnya untuk memberikan tekanan dan pengaruh terhadap Washington serta membatalkan kebijakan dan tindakan yang melanggar prinsip dan aturan perdagangan internasional sesegera mungkin.
The Paper juga melaporkan berita di atas pada hari Minggu (25), mengutip para analis yang mengatakan, "Ini menunjukkan bahwa pola global chip proses canggih yang akan mendorong teknologi AI baru sedang berubah."(*)
Informasi Seputar Tiongkok.
Advertisement