ilustrasi makan bersama - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
He Xuebin (何学斌), wakil Kongres Rakyat Nasional dan seorang seniman nasional Tiongkok dalam sebuah wawancara dengan Beijing News pada 19 Mei, mengatakan bahwa Kongres Rakyat Nasional akan mengajukan proposal untuk memulai legislasi tentang sistem pembagian makanan untuk mempromosikan gaya hidup sehat, beradab, dan hemat. Setelah SARS pernah melanda pada tahun 2003 lalu, pemerintah Tiongkok telah menganjurkan penerapan sistem makan secara terpisah selama perjamuan.
Rumah makan maupun restoran juga sudah banyak yang mencoba menerapkan sistem ini. Namun, karena belum adanya jaminan hukum, sistem ini mungkin akan segera hilang. Terlebih kebiasaan makan orang Tiongkok adalah makan bersama yang telah menjadi tradisi dalam waktu yang lama. Sistem makan terpisah merupakan revolusi dalam budaya makan dan kebiasaan orang Tiongkok.
He Xuebin (何学斌) juga mengatakan bahwa wabah COVID-19 tersebar dengan cara makan bersama, yang mana menyebar melalui beberapa orang yang berjarak sangat dekat dan kursi serta meja yang telah terpapar virus. Di tiongkok sendiri, banyak penyakit menular yang sebagian besarnya disebabkan oleh sepasang sumpit, karena sumpit rentan menjadi tempat penyebaran kuman. Berbagi makanan dari satu orang dengan sepasang sumpit dipiring atau panci sama saja dengan menukarkan air liur di sumpit melalui media hidangan yang tanpa disadari dapat menyebarkan penyakit dengan mudah.
Sistem makan bersama juga menyebabkan limbah yang cukup banyak. Menurut laporan terakhir, sekitar 17 hingga 18 juta ton limbah dihasilkan dari meja makan tiap tahunnya. Oleh karena itu, sistem makan secara terpisah diharapkan dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat Tiongkok. Sehingga dapat mengurangi limbah makanan dan mencegah penyebaran penyakit menular.
Penulis: Dwi Nur Cahyaningsih