Lama Baca 4 Menit

Dampak Kunjungan Jokowi ke China Luar Biasa Positif

31 July 2023, 11:46 WIB

Dampak Kunjungan Jokowi ke China Luar Biasa Positif-Image-1
Pertemuan delegasi Indonesia dengan Xinyi Glass di Tiongkok.

Jakarta, Bolong.id - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Tiongkok berdampak sangat positif. Antara lain, komitmen investasi  Xinyi International Investment Limited, senilai US$ 11,5 miliar atau sekitar Rp 174,95 triliun.

Dikutip dari cnbcindonesia.com Sabtu (29/07). Jokowi menyatakan bahwa Tiongkok merupakan mitra strategis Indonesia, dan karena itu, Pemerintah Indonesia sangat menghargai dan menyambut baik rencana investasi yang akan dilakukan Xinyi Group. 

Selain itu, mantan Walikota Solo ini juga menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia siap untuk membantu mengatasi setiap hambatan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan investasi tersebut.

"Saya mengapresiasi komitmen investasi Xinyi dalam mendukung hilirisasi industri kaca panel surya di Indonesia. Saya juga menyambut baik dimulainya proyek Xinyi. Apabila ada persoalan di lapangan, kami akan bantu sepenuhnya," ungkap Jokowi dalam keterangan tertulis.

Dampak Kunjungan Jokowi ke China Luar Biasa Positif-Image-2
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia,

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa rencana investasi Xinyi Group senilai US$ 11,6 miliar meliputi pengembangan ekosistem rantai pasok industri kaca dan industri kaca panel surya di Kawasan Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Menurut Bahlil, investasi Xinyi Group ini merupakan bukti tingginya kepercayaan investor terhadap Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, mengingat Xinyi Group adalah salah satu perusahaan kaca terbesar di dunia.

"Berdasarkan MoU dan perjanjian kerja sama yang ditandatangani, kita akan membangun ekosistem hilirisasi di Rempang, Kawasan Batam, dengan rencana investasi sebesar US$ 11,6 miliar. 

Investasi ini mencakup pembangunan fasilitas produksi kaca dan panel surya, yang akan melibatkan sekitar 35 ribu tenaga kerja Indonesia," ujar Bahlil.

Rencana investasi ini menjadi proyek kedua Xinyi Group di Indonesia. Sebelumnya, mereka telah melakukan investasi tahap pertama untuk basis manufaktur kaca komprehensif berskala besar di Kawasan JIIPE (Java Integrated and Industrial Port Estate) di Gresik pada tahun sebelumnya, dengan nilai investasi sekitar US$ 700 juta. 

Produksi dari fasilitas tersebut diperkirakan akan dimulai pertengahan tahun depan.

"Ini (fasilitas di Batam) akan menjadi pabrik terbesar kedua di dunia setelah China. Kalau kita sudah berhasil membangun sistem hilirisasi dari nikel, sekarang mulai kita dorong ke pasir kuarsa. 

Output produknya hampir 95% untuk ekspor, karena pasarnya adalah luar negeri," kata Bahlil.

CEO Xinyi Group Lee Yin Yee menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Indonesia yang telah membuka kesempatan berkolaborasi untuk pengembangan industri panel surya mereka. Ia berharap kerja sama yang akan dilaksanakan ini dapat menguntungkan kedua belah pihak.

"Sebelumnya Xinyi Group telah berinvestasi di Gresik. Kali ini kami berencana untuk berinvestasi dalam pembangunan industri fotovoltaik atau panel surya di Pulau Rempang dan akan menjadi area industri fotovoltaik komprehensif terbesar di dunia," ucap Yin Yee.

Xinyi Glass Holdings Limited merupakan anak perusahaan dari Xinyi Group. Investasi lanjutan dengan total nilai sekitar US$ 11,6 Miliar di Pulau Rempang ini diperkirakan dapat menyerap sekitar 35 ribu tenaga kerja.

Investasi ini akan difokuskan pada pengembangan ekosistem hilirisasi industri kaca panel surya yang terintegrasi, mulai dari pengolahan pasir silika hingga pembuatan kaca panel surya dan polisilikon.

Selama kegiatan pertemuan dan penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut, juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Xinyi Group dengan PT Makmur Elok Graha (MEG) untuk membahas penyiapan lokasi dan kebutuhan pendukung lainnya di Pulau Rempang, Kepulauan Riau, Indonesia. (*)